WOW, SEX HEALTH EDUCATION, apaan tuh?!?!?!? Sex education atau dalam bahasa Indonesia sering kita sebut dengan pendidikan kesehatan seksual. Jangan heboh dulu deh! Mentang-mentang ada kata “seksual” jangan terus pada ngeres pikirannya. Sekarang khan memang udah waktunya kita enggak terlalu alergi lagi dengan istilah “seksual”, karena sebenarnya semakin kita paham artinya, semakin kita akan merasa bahwa bicara mengenai seksualitas bagi kita-kita, para remaja, adalah sangat penting. Kan enak tuh, ngomongin sesuatu yang kita sendiri punya. Jadinya nyambung gitu loh! Masalahnya sekarang sebagai orang Indonesia yang katanya masih mempunyai adat ketimur-timuran, ngomongin tentang sesuatu yang kayak gini itu biasanya belum perlu, tabu, atau malahan nggak boleh.
Kalian pasti tau WHO khan? WHO atau World Health Organization menjelaskan arti kesehatan seksual sebagai gabungan dari kondisi sehat secara fisik, emosi, intelektual serta sosial dalam hal seksualitas yang akan memperkaya kepribadian, kemampuan mengekspresikan cinta dan kasih saying serta kemampuan berkomunikasi. Sedangkan Menurut IPPF (International Planned Parenthood Federation), yang dimaksud kesehatan reproduksi/seksual adalah suatu kondisi yang mencakup kesehatan fisik, mental dan sosial, dalam arti bahwa kesehatan reproduksi enggak semata-mata ngebahas tentang struktur biologis cowok dan cewek aja, tetapi juga meliputi pengetahuan sistem dan fungsi reproduksi, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, serta membongkar mitos-mitos seksualitas. Biasanya nih, terjadinya perilaku seksual yang tidak sehat pada remaja diawali dari kurang tepatnya informasi seks dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi/seksual. Atau dengan kata lain banyak remaja yang ngerti tentang seks ini secara otodidak atau mancari tau sendiri. Padahal dengan cara seperti ini akan sangat berbahaya tentunya, karena siapa tau, niatnya belajar malahan mendapat informasi yang salah. Kollaman(1998), dalam kajiannya menyebutkan bahwa perilaku seksual yang tidak sehat dan bertanggung jawab tersebut banyak menimbulkan persoalan kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang enggak diinginkan, pengguguran kandungan dan tertularnya penyakit menular seksual (termasuk infeksi saluran reproduksi). Mereka yang sehat secara seksual memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dari berbagai penyakit serta kehamilan yang tidak dikehendaki, sadar akan sikap dan perilaku seksual mereka, serta mampu bertanggungjawab terhadap perilaku seksual mereka. Mereka juga percaya bahwa mengembangkan kesehatan seksual adalah bagian dari upaya hidup sehat.
Enggak ada yang lebih penting lagi dari kesehatan seksual kita selain kemampuan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan pada tubuh kita. Menentukan nilai kita, menerapkannya serta menerima konsekuensi terhadap tindakan kita akan membantu kita menjaga rasa memiliki tubuh sendiri dan melindunginya dengan baik. Jadi kita harus ngerti dan paham betul resiko-resiko berbahaya yang ujung ujungnya bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. Nah, sebagai remaja yang sehat secara seksual, kita bisa menerima dan menghargai diri dan tubuh kita, menghargai bagaimana bentuk tubuh kita, dan secara umum senang dan puas dengan penampilan kita. Kita harus tahu bagaimana cara kerja organ-organ tubuh kita sehingga kita jadi paham bagaimana menjaga agar semua organ tersebut bekerja dengan baik. Untuk mendapatkan kesehatan seksual, kita akan mengupayakannya misalnya dengan jalan makan dengan baik, olah raga, enggak merokok atau nge-drugs, minum minuman beralkohol, serta melakukan pemeriksaan medis secara rutin dan mengembangkan perilaku seksual yang sehat. Singkat kata, bagaimana merawat dan menjaga tubuh kita dengan baik!
Satu hal yang penting dalam kesehatan reproduksi/seksual adalah bagaimana remaja bisa memahami anatomi dan fungsi organ reproduksi, bagi cewek seperti indung telur (ovarium), fimbria, saluran telur (tuba fallopii), rahim (uterus), mulut rahim (cervix), liang senggama (vagina) dan mulut vagina (vulva). Sedangkan untuk organ reproduksi cowok meliputi penis, uretra, buah zakar (testis), saluran sperma (vas defferens), kelenjar prostat dan kelenjar seminalis, epidedemis, kandung kemih dan kantung zakar (scortum).
Sebagai remaja yang sehat secara seksual, kita juga mempelajari gimana sih kondisi yang normal pada tubuh kita, sehingga bisa membedakan kalau ada perubahan perubahan atau kondisi enggak normal yang mungkin merupakan awal dari sesuatu yang membahayakan. Kalau kita enggak ngerti kita mesti tahu kemana minta bantuan atau bertanya untuk mendapatkan informasi yang baik dan komplit.
Survei membuktikan, bahwa kebanyakan remaja sering kebingungan dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya, terutama kala memasuki masa pubertas. Orang bilang, masa remaja merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Masa itu tentu disertai dengan perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, tubuh yang kian berbentuk (bagi cewek payudara membesar sedangkan cowok badanya lebih berotot) serta berfungsinya alat-alat reproduksi. Hal paling jelas adalah kalau cewek dia akan mengalami menstruasi, sedangkan kalau cowok tentu saja mimpi basah. Nah, masalahnya adalah, apakah kita udah bener-bener paham terhadap berbagai konsekuensi serta resiko yang berkaitan dengan perkembangan tersebut? Yang jelas, kalau kita udah mens atau mimpi basah berarti secara reproduktif kita udah matang. Kalau melakukan hubungan seksual ya berarti bisa hamil. Pada saat masa puber dorongan seksual kita menggebu-gebu dan sangat mudah terangsang. Cuman masalahnya pada saat itu kita belum boleh melakukan hubungan seksual karena kita belum siap berumah tangga, memelihara anak, dan menjadi orangtua. Yang jelas, secara emosional, finansial, dan sosial kita enggak siap. Nah, makanya kita harus tahu bagaimana caranya mengelola dorongan seksual kita dengan baik sehingga enggak membahayakan diri kita. Kemampuan mengelola dorongan seksual inilah yang juga akan membedakan tingkat kesehatan seksual kita dengan orang lain.
Sehat secara seksual berarti juga percaya diri, memiliki kemampuan mengemukakan pendapat, keinginan ataupun keberatan kita kepada orang lain, terutama pacar kita, misalnya. Hal ini akan tercermin pada kemampuan menolak ajakan atau paksaan melakukan perilaku seksual yang tidak sehat dan bertanggungjawab, serta kemampuan mengenali berbagai bentuk pelecehan seksual yang dikenakan padanya dan bersikap tegas terhadap perlakuan tersebut. Rasa tidak percaya diri, misalnya karena enggak puas dengan dirinya dan merasa enggak menarik, akan mengurangi kemampuan berkomunikasi yang sehat dengan orang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan menjaga diri dan mengemukakan perasaan menjadi rendah. Jadi temen-temen, salah satu keahlian yang paling penting dalam menjaga kesehatan seksual kita adalah komunikasi.
Selama ini hal-hal yang berbau seks ditabukan, sehingga seringkali remaja enggak punya keberanian membicarakan masalah yang berkaitan dengan seksualitas, termasuk kelainan-kelainan yang mereka rasakan. Padahal, ketidaktahuan akan apa yang harus kita lakukan justru membawa kita kepada resiko yang mengancam kesehatan seksual kita termasuk ancaman kematian. Inget aja kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan! Misalnya, ada cewek yang merasa ada benjolan di payudaranya: gara-gara malu dia diemin aja, dan enggak berusaha untuk membicarakannya dengan orang tuanya, atau dokter. Padahal, benjolan itu bisa jadi merupakan tanda ketidaknormalan dan bisa jadi sangat berbahaya, misalnya kanker payudara. Keputihan, bisa jadi sesuatu yang normal, akan tetapi dalam kondisi tertentu bisa merupakan tanda infeksi yang berbahaya.
Pengetahuan dan kemampuan merawat organ reproduksi/seksual juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mendapatkan kesehatan seksual. Kalau cewek udah menstruasi, bagaimana menjaga agar organ reproduksinya tetep bersih dan sehat? Bagaimana cara menggunakan pembalut dengan baik? Berapa kali harus diganti dalam sehari? Bagaimana memilih pakaian dalam yang sehat? Bagaimana melakukan pemeriksaan untuk diri sendiri? Berbagai macam hal praktis yang sederhana akan tetapi sangat penting diketahui ini jarang kita dapatkan dari ortu atau guru di sekolah. Demikian juga para cowok, penting lho mengetahui bagaimana memeriksa testis sendiri untuk mengetahui adanya kelainan, apa yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan penis yang tidak disunat, dan lain sebagainya
Nah, dari yang udah di sampaikan diatas, sekarang udah waktunya kita melihat seksualitas dengan cara lebih positif, enggak cuman ngebayangin yang “ngeres-ngeres” aja, dan mendukung program-program pendidikan seksualitas yang ada di sekeliling kita, kalau perlu ikut berpartisipasi, siapa tahu pengetahuan yang kita miliki selain berguna untuk diri kita sendiri juga akan bisa menyelamatkan hidup saudara kita, temen kita, atau orang-orang lain disekitar kita. Jangan ragu untuk bertanya sesuatu yang berhubungan dengan seks, sebatas masih wajar. Jadi udah nggak ada lagi kata tabu buat kita untuk ngomongin hal yang kayak gini. Namanya juga untuk kebaikan kita sendiri. Betul nggak?!?! (^.^)
Kamis, 11 Desember 2008
SEX EDUCATION, antara penting dan tabu!
Posted in remaja |
20.10 | by Godzilla XII IPA 5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar