This nice Blogger theme is compatible with various major web browsers. You can put a little personal info or a welcome message of your blog here. Go to "Edit HTML" tab to change this text.
RSS

Senin, 30 November 2009

Petualangan 5 Sekawan di Rumania

Dibuat oleh Rizqi Eka Maulana saat dia masih SMP, tepatnya kelas 1 SMP atau VII. Sebuah karangan yang kalau dibaca oleh Rizqi yang sekarang terasa aneh, lucu dan ganjil. Cerita ini benar-benar berkesan. Saat dia memulai menulisnya pada malam Minggu, saat dia biasa bermain, dia mulai mencoba menulis apa yang ada di pikirannya saat itu. Lalu saat dia menerima apresiasi pertama dari adiknya mengenai bab pertama. Juga saat-saat dia terburu-buru mengayuh pedal sepedanya hanya untuk duduk di depan meja komputernya untuk melanjutkan penulisan cerita. Yang terakhir, mungkin saat cerita ini diterbitkan secara independen olehnya sendiri..... Sebuah cerita yang aneh, yang benar-benar khas anak kecil....Aku tidak berharap kalian menyukainya, aku hanya berharap kalian setidaknya membaca semua bagiannya.

1


Bukares….Kami Datang

Cerita ini bermula ketika sekelompok remaja yang ingin tahu.Sangaaaat ingin tahu sehingga kau tidak akan bisa mengukur seberapa besar keingintahuan mereka.Mereka terdiri dari 5 orang, satu bernama Ronald ; Oktave ; Cera; Squall ; dan Edward.

Ronald menjadi pemimpin karena dia sangat berani.Tak ada satu makhluk tak wajar ( iblis, siluman-red ) yang dia takuti, entah itu mumi, atau Frankenstein.Dia sering memakai topi berwarna merah.Dia senang memakai baju berlengan dobel yg sedang populer di kalangan anak muda dan celana yg lebih panjang dari lutut.Rambutnya hampir mirip orang yg kesetrum dan sering memakai jam tangan G-Shock.Kaya dan kadang sombong.Cera, Edward, Oktave dan Squall tidak mengetahui bahwa Ronald kaya.Ia merupakan anak yg paling tua.Oktave adalah sahabat penanya.Berasal dari Wales.

Sedangkan Oktave adalah keturunan Inggris-Rumania.Dia sedikit banyak tahu tentang sejarah, dongeng, tulisan Rumania kuno.Mudah khawatir.Dia merupakan perintis diadakannya perjalanan ini.Dia tidak terlalu mengikuti zaman.Dia biasa memakai baju berlengan pendek dan bercelana jeans.Rambutnya berjambul ke belakang.Kebalikan dari Ronald, merupakan anak paling muda.Berasal dari Manchester.

Lalu Cera, satu-satunya perempuan dalam perjalanan ini.Pintar bersosialisasi dan matematika.Rambutnya panjang dan lurus.Biasa memakai baju berlengan panjang dan tidak memakai rok melainkan celana.Rambutnya tidak panjang.Kaya akan imajinasi.Sangat takut akan drakula.Bersaudara sepupu dengan Edward.Berasal dari London.Pada umur 9 tahun, Cera masih berada di Manchester ( sekarang sudah pindah ) dan sempat berteman dengan Squall dan Oktave.

Lalu Squall, kelihatannya dia kuat dan kekar, akan tetapi dia sangat penakut.Kalau ketakutan bisa lari cepat sekali, penglihatannya pun sangat tajam.Walau begitu perilakunya sangat sopan.Dapat diandalkan pada saat-saat genting.Dia memakai celana sepanjang lutut.Sama seperti Oktave, Squall berasal dari Manchester.

Yang terakhir, yang paling pintar adalah Edward .Dia memakai kaca mata dan lebih senang memakai baju sekolah dengan celana hampir lebih panjang dari kaki saat refreshing.Cera adalh saudara sepupunya.Berasal dari Liverpool.

Mereka semua adalah penyelidik yg berhubungan dengan hantu dan sejarah.Mereka pernah pergi ke Mesir dan Italia untuk memecahkan berbagai misteri seputar hantu / sejarah.Petualangan mereka sekarang berpindah ke Rumania.Mereka semua berangkat dari Bandara British Air Line di Wales.Ronald harus menunggu Edward, Squall, Oktave, dan Cera di bandara selama setengah jam.Setelah datang, mereka naik pesawat British Air Line dari Inggris ke Rumania.Jarak Inggris-Rumania sangat jauh sehingga waktu sampainya pun masih lama.Squall tidak suka naik pesawat terbang karena akan menyebabkan dia mabuk udara.

Cera melihat Selat Channel sangat indah, apa lagi awannya, mirip seperti kapas.Cera terkagum-kagum dibuatnya karena belum pernah naik pesawat terbang sebelumnya.

“Andai kita melewati Gerbang Brandenburg di Berlin atau Menara Eiffel di Paris, aku kan belum pernah melihat tempat itu, hanya pernah melihatnya di buku-buku !” ujar Cera berandai-andai.

“Tak mungkin, itu kan keluar dari jalur pesawat ini, paling kita melewati Sungai Danube dan Kota Wina !” kata Ronald.

“Apa itu Danube dan Wina ?” tanya Cera.

“Bodoh, Danube itu nama sungai di Jerman danWina itu ibu kota Austria !” tandas Edward.

“Kok, aku tidak pernah dengar “, ujar Cera.

“Sudah…sebentar lagi kita akan melewatinya !” kata Ronald.Cera kemudian menengok melalui kaca pesawat.

“Ah…cuma sungai biasa kok “, kata Cera.

“Sungai Danube cukup terkenal lho !” kata Edward.

“Lebih baik kita tidur sekarang seperti Squall dan Oktave !” kata Ronald.

Mereka pun tidur dan terbangun ketika sampai jam 20.00 dan di sana Squall masih sedikit mual karena mabuk udara.Di sana mereka menginap di losmen kecil bernama ”Bukares Inn“.Losmen itu sedikit kumuh, tidak enak dipandang.Salah satu sisi rumah sudah hancur, satu ruangannya ditutup karena merupakan tempat terlarang.Atap rumah membengkok ke atas seperti Rumah Cina.Di depannya tergambar kelelawar vampir dan pintunya tidak terlalu besar.

Squall sangat ngeri untuk masuk.Perlu beberapa menit agar Squall mau masuk ke losmen walau itu perlu didorong oleh Edward dan Ronald.Di dalamnya ada kakek yg sangat tua.Squall makin takut dan keluar dari losmen karena melihat wajah kakek itu yg menurutnya mengerikan.Berkat Cera akhirnya Squall mau masuk.Ternyata kakek itu adalah resepsionis losmen ini.Mereka mendapat kamar no. 7 yg berada di ujung losmen tepat di samping gudang.Mereka masuk ke dalam kamar dan ternyata di dalamnya tidak beda jauh dengan muka losmen.Di dalamnya terdapat sebuah lemari kecil, kamar mandinya pun kecil.Tidak terdapat gorden.Mereka merebahkan diri ke kasur kecil compang-camping yg tidak terlalu tebal.Cera tenang-tenang saja dengan keadaan itu karena keluarganya bisa dibilang miskin, bisa dibilang sederhana.Sebelum tidur mereka mengobrol sebentar .

“Sepertinya losmen ini sudah sangat tua, ya ? Sudah kotor , bergambar kelelawar lagi “, ujar Ronald sambil meregangkan tangan.

“Iya, resepsionisnya juga sudah tua.Tempat ini keramat kali ” tandas Oktave tenang-tenang saja.Dia berbicara tanpa memikir apa akibatnya.

“ Iiih, ngeeeriiii “, ungkap Squall .

“ Hei, sepertinya ada seorang lagi yg menginap di losmen, deh”, kata Edward.

” Betul Ed, buktinya di tempat gantungan kunci no.4 tak kelihatan tuch ! jelas Cera sambil menopang dagunya untuk berpikir seperti Patung “ Si Pemikir Rodin” .

“Betul juga yaaa ! Syukurlah dengan begitu kalu aku kena apa-apa ,dia ikut juga”, kata Squall sambil tertawa geli.

Mereka tertidur dengan senang memimpikan perjalanan apa yang akan dialami besok mengingat perjalanan terdahulu di Mesir, dan Italia kecuali Squall.Mereka tahu bahwa Squall bukannya tidak senang dengan perjalanan ini tetapi benci !Sebelum tidur seperti biasa mereka berdo’a pada Tuhan Y.M.E.

Paginya mereka bangun pukul 05.05 karena mereka tidur jam 22.00.Mereka segera keluar meninggalkan Squall dan berlari pagi.Ketika Squall bangun dia tak mau beranjak dari tempat tidurnya sampai Ronald dkk. kembali ke kamar karena terlalu takut.Akhirnya Ronald dkk. selesai berolahraga dan segera mandi.Mereka harus menunggu masing-masing mandi dulu.Waktu sarapan pun tiba, mereka semua segera mengeluarkan bekal masing-masing.Cera cepat-cepat sarapan karena mandi terlalu lama.Mereka menyiapkan tas ransel, baju, dan peralatan lainnya.Ketika akan berangkat seseorang yg menginap di kamar no.4 keluar dan bertemu Ronald dkk.Ternyata dia perempuan.Perempuan itu bersalaman dengan Ronald dkk sembari memperkenalkan diri.

Hidungnya mancung, rambutnya agak panjang, kulitnya putih kehitaman.Matanya hitam dan lebih tinggi dari Cera.

* * * *

2

Namaku Elisa

“ Namaku Elisa, siapa kalian ?” tanya Elisa.

“Aku Ronald.Ini Cera, Edward, Squall, dan Oktave “ tandas Ronald.

“Dia saja tidak takut menginap, padahal sendirian lho !” bisik Edward mencemooh Squall.

“Kalian mau ke mana ?” tanya Elisa.

“Kami sedang mengadakan perjalanan untuk memecahkan misteri drakula”, ujar mereka bersama.

“Aku ikut dong ! Siapa tahu aku dapat membantu kalian memecahkan misteri yg tak berujung ini !” kata Elisa.

Mereka berkumpul dan mempertimbangkan apakah dia boleh ikut.Ronald beranggapan bahwa kalau ada dia mungkin makin banyak penggemarnya.Oktave dan Edward berpendapat tambahan perempuan akan sangat menyusahkan.Squall beranggapan ada perempuan akan sangat menguntungkan, karena siapa tahu drakula lebih suka memangsa perempuan dari pada dia.Sedangkan Cera berpendapat, ada perempuan satu lagi, pasti akan meramaikan petualangan ini.Mereka terus bermusyawarah dan keputusan sudah bulat.

“ Kau boleh ikut ”, jawab Ronald singkat.

“Bagus !” teriak Elisa kegirangan.

“Dengan syarat jangan menyusahkan kami “, ujar Ronald.

“Tentu !” kata Elisa

“Eh, kalung itu sepertinya pernah kulihat, tapi di mana ya, boleh aku pinjam ?”, tanya Oktave.

“Tidak boleh, ini adalah kalung peninggalan keluargaku”, jawab Elisa.

“Sudahlah, jangan hiraukan kalung itu, ayo kita pergi !”, kata Ronald.

Mereka berangkat naik Bus Tingkat dari kota Bukares ke Kota Brasov.Bus Tingkat itu berbeda jauh dengan yg sering ditumpangi Ronald.Di Kota Brasov mereka turun bus dan naik mikrobus karena bus tak bisa mencapai pegunungan pemisah Kota Brasov dan daerah Transylvania, daerah asal legenda drakula.Di tengah perjalanan banyak sekali kabut yg menghalangi jalan sehingga Ronald dkk. terpaksa berjalan karena resiko tersesat atau jatuh ke tebing.Sebelum sampai dalam remang-remang kabut tiba-tiba….

“Aduh”, Squall mengerang kesakitan setelah tersandung sesuatu benda.

“Kau kenapa ? ” tanya Edward.

“Aku tersandung “, jawab Squall.

“Sepertinya ini yg menyandungmu”, ujar Ronald.

“Apa ini ?”, tanya Cera.

“Itu sejenis jam yg biasa dipakai di Rumania, tapi belum pernah kulihat seumur hidup”, kata Oktave,”lihat saja, jam Rumania kuno yg sering kulihat berkali-kali lebih cepat dari jam ini, bahkan jam ini tak begerak sama sekali .“

Jam tersebut masih menjadi teka-teki di pikiran Ronald dkk. kecuali Elisa.Sesampai di Transylvania, mereka melihat desa terbujur dari barat ke timur dan kastil tua yg jarang didatangi orang di bagian utara.Begitu indahnya desa di sana sehingga tak terpikir lagi bahwa daerah di sana terdapat drakula yg mengerikan.

“Itu desa Mergental, itu Schyrkengen dan itu Cerne”, kata Edward sambil melihat peta,”aku tak bisa membaca semuanya, banyak sekali desa di Transylvania.”

“Tentu, Transylvania dikenal sebagai kumpulan pegunungan dan desa paling rumit !”, kata Oktave.

“Oh ya Desa Cerne tadi kita lewati sungguh indah ya !” ujar Cera.

“Tentu !”, kata Oktave.

Mereka pergi ke kota Blechifdorfer dan berpencar mencari informasi dan barang yg mungkin bisa dipakai mengenai drakula dari penduduk desa setempat serta mencari tempat penginapan.Satu jam berlalu dan mereka berkumpul kembali membawa benda yg mereka temui.

Squall membawa kunci kamar penginapan besar no.119 bernama ‘ Transylvania Inn ‘ dengan corak aneh.

Oktave dan Cera mendapat informasi kalau ingin mengetahui keberadaan drakula, carilah petunjuk di daerah Sedraps di Altlandt .

Ronald dan Edward membawa sebuah tongkat campuran perak dan emas dengan relief cermin, lalu cermin lingkaran pinggirnya berlapis emas dengan hiasan garis melengkung serta sebuah bagian tugu cembung yang ditemukan seorang penduduk desa di dekat daerah utara, kira-kira pada abad 16.Tugu itu bagian atasnya berupa relief bulan purnama sedangkan bagian bawah berupa relief matahari dan cermin perak.Satu-satunya yang mengecewakan adalah Elisa, dia kembali dengan tangan kosong.

Setelah itu mereka pergi ke motel “Transylvanian Inn “ untuk menginap.Motel itu besar, bersih, dan modern.

“Wah, beda sekali dengan losmen di Bukares, sudah sedikit penghuninya, kecil pula ruangannya,” ujar Squall tanpa rasa takut.

“Iya !”kata Cera.

Mereka segera mencari kamar motel sesuai dengan yg ditunjukkan oleh kunci.Setelah ketemu mereka segera masuk dan tidur.Edward dan Ronald belum tidur karena masih penasaran dengan tongkat perak-emas itu.Paginya mereka bersiap untuk pergi.Mereka langsung pergi ke Sedraps.

Kastil itu sangat tua, fondasinya sudah hampir hancur.Atapnya aneh, tak lazim, bentuknya pun seperti piramida.Kastil itu sungguh tinggi dan seperti terbuat dari batu dan kayu yang bertumpuk-tumpuk.Di depannya berdiri pintu yg sangat besar, bahkan terlalu besar bagi seekor troll.Pada pintunya ada sebuah pengetuk pintu terbuat dari emas dengan bentuk seperti kepingan perak.

“Ayo kita masuk “, ajak Ronald.

“Ayo”, jawab Oktave, Elisa dan Edward.

“Besok saja ya..!”, pinta Squall dan Cera.

“Tak ada waktu !”,tandas lainnya.Akhirnya Squall dan Cera mau masuk kastil.

****

3

Cari !

Mereka mendorong pintu dengan kuat dan masuk pelan-pelanDi dalamnya pun terlihat sangat tua, kayu-kayu yg ada sudah lapuk, di kiri-kanan terdapat tangga menuju lantai atas, tangganya berkarpet merah.Sedangkan di tengah terdapat aula dengan lantai bata yg berwarna makin ke tengah makin terang.Warna itu hampir sama dengan pelangi, cuma sedikit aneh.

“Sepertinya, lantai dasar ini bukan hanya dekorasi kastil deh !” ujar Edward.

“Mana kita tahu!Eh, di kiri-kanan aula ini banyak tulisan kuno, ya ?” tanya Cera sambil menoleh kanan-kiri.

“Ini Poneglyph kali!, tandas Squall sembari menunjuk tulisan kuno itu.

“Ah, ini paling Hierogliph “, ujar Ronald.

“Salah semua !!! Hierogliph itu adanya di Mesir, Ron !Ponegliph itu adanya di Film, Squall !Kalian mau ke sini mau bikin lelucon apa pecahkan misteri ?, bentak Oktave marah.

“Ooo, pantas saja saja !”, kata Ronald dan Squall karena telah bertindak bodoh.

Mereka terus berjalan, akan tetapi ujung dari aula kastil belum juga terlihat.Setelah berjalan selama 5 menit mereka melihat sesuatu yg mengkilap.Mereka langsung berlari untuk melihat benda yg mengkilap itu .Sama seperti di depan pintu kiri-kanan ujung aula terdapat tangga yg mungkin saling bertemu di atas.Sedangkan yang mengkilap tadi adalah kotak dengan foto yg terpampang di atasnya.

Foto itu berwarna hitam putih.Dipigura dengan bingkai yg sangat indah.Dari gambar orang yg berada pada foto tidak mungkin dialah penjelmaan dari drakula.

“Foto ini berwarna hitam putih.Mungkin berasal dari era 50-an “, ujar Edward.

“Eh, di bawahnya ada tulisan yg dicetak sangat kecil ”, kata Cera.

“S-I-R--L-A-V-I-E-R-E–E-D--K-H-O-D-O-V...apa ini….tidak kelihatan ?“, kata Ronald tidak jelas sambil membaca.

“Ah ya, aku tahu.Dia adalah Sir Laviere Ed Khodovsky”, tandas Oktave,”setahuku dia keturunan Rusia tapi berpindah ke Rumania.Dia menjadi terkenal pada tahun 1800-an entah karena apa.Konon dia berumur panjang.Dia merupakan musuh besar Rasputin.”

“Bisa kau jelaskan sedikit mengenai Rasputin ?” pinta Ronald, Squall, Edward, dan Cera.

“OK.Rasputin adalah paranormal kepercayaan Tsar Rusia Nicholas II yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam pemerintahan politik Rusia pada era 1800 akhir.Konon, Rasputin diberitakan telah menyembuhkan putra Tsar Nicholas II dari penyakit hemofilia”, jelas Oktave.

“Lalu…?”,tanya Ronald, Edward, Cera, dan Squall.

“Berkat keberhasilannya itu Rasputin menjadi tokoh sentral di Rusia yg mempunyai kekuatan politik dan sosial yg tinggi di St. Petersburg.Namun kekuatan politik dan sosilnya yang tinggi inilah yg di kemudian hari membawa Rasputin kepada malapetaka”, tandas Oktave,”tapi kalau kita perhatikan lebih lanjut rambut Sir Laviere mirip Bach ya ?”

“Lalu siapa lagi itu Bach ?”, Ronald, Squall dan Cera.

“Bach ialah nama panggilan Sir Sebastian Bach”, tandas Edward, “singkatnya dia adalah salah satu pemain musik di Prancis pada zaman Baroque ( zaman kejayaan tertinggi ).

“O…begitu”, kata Cera, Ronald, dan Squall sambil mengangguk.

Setelah memahami perkataan Oktave dan Edward, mereka mulai berfokus pada kotak di bawah foto yg berukuran agak besar.Kelihatannnya tidak terlalu tua umurnya.Kotak itu berwarna hitam.Tutupnya seperti atap yg meruncing.Kotak hitam itu polos, tidak seperti peninggalan misterius lainnya.Apa lagi letaknya yg mudah ditemukan, sehingga ada berbagai pendapat di antara Ronald dkk.Mungkin kotak itu sengaja tak disembunyikan karena alasan tertentu, bisa pula kotak itu tak bisa disembunyikan karena beberapa hal.

“Coba aku buka !”, kata Ronald dengan berani.

” ’Eeegh’,’Eeeegh’, kotak ini sulit dibuka !”, ujar Ronald.

“Eh, lihat teman-teman ! Ternyata ada segelnya “, kata Cera.

“Sepertinya ini digunakan untuk mengurung sesuatu ” tandas Oktave.

“Segel ini sepertinya pernah kulihat, tapi di mana ya?”, kata Squall,

“Cepat ingat !“, perintah Ronald.

“Eh, lihat segelnya dari emas ”, jelas Edward.Karena perkataan Edward semua menjadi lupa menjadi lupa akan perkataan Squall.

“Misteri ini makin menakutkan saja, pulang yuk !” ajak Squall.

“Hei-hei misteri ini baru saja jadi menarik “, kata Ronald sok berani.

“Tapi sepertinya segel ini tidak dibuka dengan kunci kan ..?” tanya Cera.

“Betul juga, dari lubangnya terlihat kalau pembuka segelnya berbentuk lingkaran dengan relief bulan purnama dan bintang !”, jelas Oktave.

“Seperti mesir aja !” ujar Cera.

“Tetapi, di mana kita mencarinya Ed ?” tanya Ronald.

“Yang pasti di kastil ini !”tandas Edward.

“Kalau begitu ayo !”, perintah Ronald.

Mereka berjalan menuju tangga dan.. ‘apa ini ?’ Oktave menyenggol sesuatu.Sesuatu yg disenggol Oktave itu adalah buku.Buku itu tak terlalu tebal serta kelihatan beratus tahun umurnya.Huruf-huruf penyusun judulnya sudah banyak yg lepas, sehingga tak bisa dibaca.Kertasnya berupa papyrus.Warnanya coklat kehitaman dan pinggirnya memakai benang halus.

Mereka mulai naik tangga.Pada tangga tersebut ada anak tangga yg hilang sehingga kau harus ingat untuk melompat.Anehnya orang yang menaiki tangga pertama serasa menaiki bukit.Tangga itu sangat tinggi, dari bawah kau takkan bisa melihat apa pun di atas tangga.Mereka sangat lelah.Setelah beristirahat mereka mulai meneliti lantai atas.Sejauh mata memandang mereka melihat ada 2 ruangan besar.

Mereka mulai mengamati berbagai benda di ruangan pertama.Di sana ada sebuah meja dengan pena dan papyrus di atasnya.Di situ juga ada berbagai buku tapi sudah tak bisa dibaca.Tiba-tiba ”Bruk”.Sebuah benda jatuh yg mungkin dari atap.

“Aaaaaaaa!” teriak Squall.

“Tidak apa-apa ini hanya sebuah belati “, ujar Ronald menenangkan Squall.

“Buang saja, hokum karma karena telah mengejutkan aku”, suruh Squall.

“Jangan”, perintah Oktave tegas,”siapa tahu ada gunanya kan

“Betul, mungkin bisa jadi senjata, bawa juga papyrus dan pena itu“ ujar Cera.

Setelah mengamati ruangan pertama mereka keluar dan berhenti di depan pintu ruangan kedua.Ronald membuka pelan-pelan.

“Hebat !”, teriak mereka semua.

“Isinya peralatan imiah semua, sepertinya Sir Laviere adalah ilmuwan yg hebat”, ujar Edward.

“Peralatan ini juga agak mirip peralatan kita, bedanya hanya debu yg menempel pada peralatan itu”, kata Cera memperjelas.

“Memang, teknologi Rumania pada tahun 1800-an paling maju lho, bahkan tak dapat ditandingi hingga tahun 1850-an !”,ungkap Oktave bangga.

“Wow !”, kata Edward dan Cera terpana.

“Tapi, itu dulu”, jelas Oktave penuh sesal,”sudahlah ayo kita amati benda lainnya, jangan ungkit masalah ini lagi”

“Hei, ini apa ?”, tanya Ronald bingung.

“Ini seperti lingkaran dengan bintang dan bulan purnama di atasnya.Lagi pula sudah berdebu kok”, tandas Cera sambil memperlihatkan benda itu pada Edward dan Oktave.

“Tunggu, ini yg kita cari !”, ujar Edward, ”Oktave bilang pembuka segel itu lingkaran dengan relief bulan purnama dan bintang, ya kan !”

“Betul juga Ed”, kata Oktave.

4

Kunci Bersayap

Pembuka segel telah ditemukan !Akan tetapi mereka masih mencari siapa tahu masih ada benda yg berguna.Setelah mereka menyerah mereka baru merasa aneh dengan sisi kosong di antara kedua ruangan.Sisi itu lantainya bergambar bangun geometri segi banyak atau bisa dilihat kumpulan segitiga yg membentuk hexagram dan dikelilingi deretan tulisan Rumania kuno.Dan semua sisi segi banyak itu terbagi menjadi 4 sisi sama besar.Setiap sisi sama besar itu bertuliskan tulisan Rumania kuno yang lebih besar dari tulisan biasa.Selain itu masing-masing sisi sama besar pada suatu garis akan bertemu dengan sebuah tugu cembung.

“Hei, lihat semua tugu cembung ini berelief bulan purnama di atasnya”, ujar Ronald.

“Ini kan hampir mirip dengan bagian tugu yg ditemukan Edward“, kata Squall takut, ”misterius sekali.”

“Eh, bagian tengah bangun geometri ini sepertinya ada bagian yg hilang deh !” jelas Cera.

“Iya yah !”, kata Ronald, Edward, dan Oktave.Sampai saat itu Elisa terus terdiam.

“Lebih baik kita turun sekarang deh !”, kata Elisa agak keras seperti menginginkan agar Ronald dkk. tidak perlu mengetahui rahasia misteri itu.

“Baiklah !”, ujar Ronald dkk.

Mereka segera turun untuk membuka segel.Pada saat turun tangga tak ada sama sekali rasa lelah yg mereka rasakan seperti ketika menaiki tangga tadi.Mereka sungguh penasaran dengan isi kotak tersebut.Cera diberi kehormatan Ronald dan lainnya untuk membuka kotak itu.Dengan pelan-pelan ia masukkan pembuka segel dengan relief bulan purnama dan bintang di bagian depan.Ternyata tak ada reaksi apa-apa.Cera mulai mencoba memutar pembuka segel ke kanan.”Kriit”,pada pembuka segel terbuka lubang kunci besar yg terbuat dari perak.

“Sepertinya dugaanku meleset sedikit deh !Maaf ya !” pinta Cera.

“Iya, aku tahu pembuka segel itu masih memerlukan kunci, ini bukan salahmu !” ujar Ronald ,” ini salah kita karena kita terlalu senang dengan ditemukannya pembuka segel ini, sehingga kita belum meneliti akan adanya lubang kunci di dalamnya !”

“Sekali lagi aku minta maaf dan tiada lagi yg dapat kukatakan selain …..terima kasih !” kata Cera.

“Hei, lihat ini., sepertinya kunci yg kita cari ialah kunci kuno, besar, tipis dan perak sesuai dengan lubang kuncinya”, tandas Edward.

Karena ketakutan, Squall berjalan mundur dengan pelan-pelan agar tak menimbulkan suara.Baru beberapa langkah, tiba-tiba “Aaaaaa”,ada sesuatu.

“ Squall !” teriak Ronald khawatir.

“A.a.a.da se.se.suatu yg menyambar kepalaku !” jelas Squall terbata-bata karena takut.

“Kukira apa ?” tanya Cera.

“Eh, sesuatu menyambar kepalamu, hiii !” kata Cera setengah ketakutan.

“Sejak kita masuk kastil kami perhatikan kamu kok jadi ketularan Squall “, kata Ronald dan Oktave bingung.

“Kalian itu bagaimana sich, yg kita hadapi sekarang drakula…..drakula, ini lain tahu dengan makhluk-makhluk tak wajar ( iblis, siluman, hantu-red ) yg pernah kita hadapi sebelumnya”, jelas Cera.

“Memangnya apa sich yg menyambar kepala Squall ?” tanya Edward heran dengan tingkah laku Squall dan Cera.

“Lihat saja sendiri, yang di belakangku itu lho !” kata Squall sambil menutup mata.

“Hanya…sekelompok kelelawar kok, pasti sejak tadi kelelawar-kelelawar itu mengikuti kita “, tandas Edward.

“Ha ha ha ha, lihat air muka Cera dan Squall tadi saat ketakutan, andai kita membawa kamera pasti aku abadikan menjadi kenangan indah di Transylvania”, kata Ronald tertawa.Oktave pun ikut tertawa dengan suara kecil.

“Maklum dong, semua orang kan pasti punya takut !” kata Squall dan Cera menggerutu.

“Ayo kita teruskan pengamatan terhadap lubang kunci perak ini”, ajak Edward melerai Cera dan Squall dengan Ronald.Setelah beberapa menit mereka melepaskan pandangan dari kelelawar-kelelawar itu, Oktave merasakan sesuatu yg aneh pada kelelawar itu.

“Hei teman-teman sepertinya itu bukanlah kelelawar biasa, lihat saja !” perintah Oktave.

“Ah, masa’ !” kata Ronald tidak percaya.Ronald dkk. ( kecuali Oktave ) menyipitkan mata, berusaha memandang dengan jelas kawanan kelelawar itu.

“Eh, benar kata Oktave itu bukanlah kelelawar biasa, benda itu lebih mirip… ”,

tandas Edward.

“Kunci yang mempunyai sayap, betul kan” ujar Squall.

“Betul juga !”, kata Cera, Elisa dan Squall.

“Coba aku dekati… hah !” kata Ronald setengah percaya, “dari segala petualangan yg pernah kualami, inilah yg paling aneh, dapatkah kau bayangkan, sekelompok kunci terbang !”

“Takut yaa ?” sindir Squall.

“Orang seperti aku tidak akan takut pada hal seperti ini !” kata Ronald.

“Lalu ?” tanya Squall.

“Ya…cuma kaget, belum pernah kulihat sich !” jawab Ronald.

“Tapi ada urusan apa kunci-kunci terbang itu datang ke mari ?” tanya Edward karena bingung.

“Tampaknya kunci-kunci terbang itu baru ada setelah Cera memasang pembuka segel “, jelas Oktave.

“Heii, mungkin itu dia jawabannya, kau bilang kunci itu baru ada setelah aku memasang pembuka segel itu kan !” tandas Cera penuh semangat, “artinya kunci itu memang diciptakan untuk membuka segel.”

“Bisa juga begitu yaa !” kata Oktave dan Edward.

“Kau melupakan sesuatu Cera, kunci terbang bukan cuma satu tapi ada ‘banyak’ !” kata Ronald penuh keyakinan.

“Bila kita pikirkan kebalikan dari perkataan Ronald, yg paling betul tentu adalah perkataan Cera , coba kita bayangkan bila cuma ada satu kunci terbang tentu membuka segel akan sangat gampang dilakukan, akan tetapi bila ada banyak kunci terbang maka pencarian kunci akan semakin sulit, betul !” jelas Edward.

“Jadi singkatnya kita harus mencari kunci yg cocok dimasukkan ke dalam lubang kunci di antara kunci-kunci terbang itu, begitu Ed ?” kata Ronald.

“Begitulah !”, kata Edward.

‘Squall, di mana kau ?” tanya Ronald dkk.

“A.aku di sini, a.a.da apa ?” tanya Squall.

“Kau harus mencari kunci yg seukuran dgn lubang kunci segel, mengerti ?” jelas Ronald, “ kau kan penglihatannya tajam .“

“Tentu, tapi ngeriii !” jawab Squall.

“Jangan khawatir, apa sich yg kau takutkan dari sekelompok kunci terbang, tapi baiklah.Aku, Edward akan menemanimu”, kata Ronald..

“Baiklah “, kata Squall.

“Kalian tetap diam di sini, kalian jangan pergi kesana bila kami tidak minta tolong, dan kau, Oktave kuberi tanggung jawab untuk memimpin !”, perintah Ronald.

“OK !” kata Oktave.

Mereka berjalan langkah demi langkah menuju kawanan kunci terbang.Setelah berada di depan kawanan kunci terbang Squall segera melihat kesegala arah untuk mencari kunci terbang yg seukuran dengan lubang kunci.Squall berlari ke tengah kawanan kunci terbang.Squall menyambar, namun kunci-kunci bersayap itu meluncur, menukik dan melayang begitu cepat sehingga nyaris tak mungkin ditangkap.Tenaga Squall mulai terkuras tetapi Squall terus berlari mencari kunci yg cocok dengan lubang kunci.

Tapi tak percuma Squall dianugerahi mata yg tajam.Dia punya bakat melihat sesuatu yg tak dilihat orang lain.Setelah beberapa menit menyelip-nyelip di antara pusaran sayap-sayap gelap mengkilap itu, dia melihat kunci perak, besar, kuno, tipis yg salah satu sayapnya bengkok, seakan-akan kunci itu pernah ditangkap dan pernah dijejalkan dengan paksa dan kasar ke dalam lubang kunci.

“Yang itu !!!” teriak Squall.

”Yang……besar….itu di sana, bukan…..itu…..yang sayapnya biru gelap…..bulunya…….yang kusut di satu sisinya”, tunjuk Squall.Edward berlari ke arah yg ditunjuk Squall.Edward menabrak relief di dinding dan nyaris terjatuh .

“Kita harus mengepungnya dari berbagai arah !” teriak Squall, tanpa melepaskan pandangannya dari kunci dengan sayap itu.

“Ron, kau mendatanginya di kanan ---- Edward, ke kiri dan cegah kunci itu berbelok ---- dan biarkan aku untuk mencoba menangkapnya !” perintah Squall.

“Sudah siap ? “ kata Squall.

“Siap !” teriak Edward dan Ronald dengan semangat.

“Sekarang !” teriak Squall sangat keras.

Ronald menyusul, Edward melintas, kunci itu berhasil terbang menghindari mereka, sedangkan Squall berlari dengan sangat cepat mengejarnya.Kunci itu terbang menuju dinding, Squall mencondongkan tubuh ke depan, tangannya dijulurkan ke depan dan membuka untuk meraih kunci, tiba-tiba kunci itu membelok, “Sreeet”, diikuti dengan suara “Deeer” yg membisingkan telinga ; paha dan bahu Squall menabrak dinding.Squall tidak jatuh dan tetap bertahan.

Squall mempercepat larinya dan mencondongkan tubuh ke depan lagi dengan tangan membuka untuk menangkap kunci tersebut.Squall melompat sambil menangkap kunci itu .

Sorak Ronald dan Edward bergaung dengan keras di aula berlangit-langit rendah itu mengiringi tertangkapnya kunci terbang itu.Squall menggenggam kunci itu dengan erat.Kunci tersebut menggelepar berusaha melepaskan diri dari genggaman Squall.

****

5

Elizabeth Bathory ?

Sementara Oktave, Cera dan Elisa menunggu terdengar jejak langkah-langkah kaki dan suara aneh seperti kelelawar .Oktave maju selangkah untuk melihat siapa yg sedang berjalan di aula itu sebagai pemimpin.Detak jantungnya makin lama makin cepat.Dia butuh beberapa waktu untuk menenangkan dirinya.Dalam hati dia berharap apapun di depannya jangan sampai itu drakula.Bunyi langkah-langkah itu semakin keras, Oktave melihat wajahnya ternyata itu Squall, Ronald dan Edward dengan kunci bersayap di tangan Squall.Suasana menjadi tenang kembali.

“Syukurlah !”, ujar Oktave, Cera dan Elisa, “kalian tak mengalami apa-apa kan ?”

“Tentu, hanya bahu dan pahaku yang sakit dan pegal karena menabrak dinding dan mengejar kunci terbang ini !”, jawab Squall.

“Lalu bunyi-bunyi aneh itu apa ?”, tanya Cera dan Elisa dengan penuh keheranan.

“Kalian juga mendengarnya ya ?”, tanya Oktave.

“Tentu, kau kira pendengaran kami minus ya ?”, tanya Cera dan Elisa dengan marah.

“Ya tidak !”, ujar Oktave minta maaf.

“Sudahlah, ini hanya sekedar suara dari kunci yang kami tangkap “,ujar Edward.

“O… begitu !”, ujar Oktave, Cera dan Elisa.Mereka pun segera mendekati kotak bersegel.

“Aku saja yang membukanya ya !”, kata Ronald.

“Silakan, tapi jangan gegabah !”, kata Edward dkk.

Ronald dengan pelan menggerakkan tangan untuk memasukkan kunci dan memutarnya ke kiri.”Dreeet”, kotak bersegel itu membuka dengan sangat pelan dan tutupnya yang runcing secara bertahap menjadi datar sama pelannya.Kunci bersayap itu melesat terbang.

Bentuknya makin berantakan. Sayap kanannya yang ketika tadi , sebelum ditangkap Squall menjadi rusak seperti sayap kirinya dan kini tak bisa terbang dengan stabil.Tiada satupun benda yg terdapat dalam kotak itu, kalau kotak itu berisi suatu yg gaib itu tidak mungkin karena tak terjadi apa-apa.Tiba-tiba Squall……..

“Te..te.man-teman lihat di belakang kalian !”, kata Squall dengan keras sembari bersembunyi di balik Ronald.

“Haaah !”, teriak Edward dkk. ( tentu kecuali Ronald ).

Terlihat sosok seperti orang tua, dan kalau kalian tahu seperti apa penyihir, maka segera gabungkanlah imej penyihir, ratu, orang tua, dan jadilah orang yg dilihat Ronald dkk.Sedikit tambahan dia memiliki kalung yg sama persis dengan yg dipakai Elisa serta kelihatan baik.

“Bodoh, kalian membantuku demi memperoleh kekuatanku yg telah lama hilang, kini aku sudah normal seperti sedia kala !”

“Semuanya, jangan takut !”, kata Ronald diiringi suara ‘ ngeriiii’ Cera dan Squall.

“Elisa…Elisa…...Elisa di mana kau !”, teriak Ronald.

“Akulah Elisa yg selalu bersama kalian sejak dari Bukares, aku hanya sekedar mengikuti kalian, kukira kalian penyelidik kacangan ternyata kalian sungguh berguna bagiku !”

“Haaaah !”, teriak Ronald dkk. terpekik kaget.

“Lalu, siapa sebenarnya kau ?”, teriak Ronald menguatkan diri.

“A-k-u adalah ……. !”

“Kau Countess, Countess Elizabeth Bathory, betul kan!”, ujar Oktave “sudah kukira, kalungmu pernah aku lihat sebelumnya !”, kata Oktave.

“Siapa itu Elizabeth Bathory ?”, tanya Ronald mengulur waktu sementara Cera dan Squall menggigil ketakutan.

“Aku adalah Ratu Hungaria yg hidup pada abad ke-15.Sewaktu kecil aku tak mengetahui arti hidup abadi.Lama-lama aku mengerti arti hidup abadi..Aku pun menginginkan hidupku penuh keabadian walau itu hanyalah mimpi belaka.Semua itu menjadi mudah didapat semenjak aku menjadi ratu.Menurut adat Hungaria semua titah dan keinginan ratu harus dipenuhi meski harus mengorbankan rakyat Hungaria.Demi keabadian hidupku semuanya akan kujalani meski harus membunuh semua rakyatku atau makan lumpur sekalipun.Lalu aku mendapat kabar mengenai ritual yg dapat membuat hidup abadi, walau cara itu mengakibatkan orang yg melakukannya tak akan diterima di surga dan setara dengan menjual diri dan jiwa kita pada iblis.Syarat dari ritual itu adalah mengharuskan mandi dengan darah 600 wanita muda dan menggunakan penerang ( yg dimaksud sebuah penerang di situ, itu berupa tiang yg tak terlalu panjang bercabang 3 dan masing-masing cabang dipasangi lilin ) yang dipadukan dengan 3 kepala wanita muda yg telah dibunuh yg dipasang pada tiap ujung cabang di bawah lilin.Ritual itu berhasil dengan sukses !Semua berjalan dengan baik sampai tua bangka itu datang, dan mengubah wujudku menjadi anak kecil seumur kalian, dia mengurung wujudku yg asli dalam kotak yg kalian buka tadi !”

“Bagaimana dengan keabadianmu, apakah keabadianmu dikurung ?”, tanya Ronald.

“Tidak, dia tak bisa mengurung keabadianku sehingga aku bisa hidup sampai sekarang, aku hanya akan mati bila drakula telah mati !”

“Jadi yg terkurung di dalam kotak itu hanyalah wujudmu ?”, tanya Edward karena heran.

“Tentu !”

“Pantas saja masih hidup sampai sekarang “, ujar Ronald berbisik pada Oktave.

“Bagaimana dengan losmen itu ? Apakah ada hubungannya denganmu ?”, tanya Ronald.

“Tidak, tidakkah kau tahu itu malam apa ! Itu malam yg sangat sakral di Bukares ( berasal dari tradisi Aztec).Semua isi kota Bukares harus merayakannya, tidak terkecuali losmen.”

“O iya !”, tandas Oktave sambil menggaruk kepalanya.

“Bisa-bisanya dia mengatakan kata itu dengan sangat tenangnya “, ujar Squall dalam hati.

“Apakah kau adalah drakula ?”, tanya Oktave.

“Bukan, tapi sekarang aku akan menunggu kebangkitan drakula yg sebenarnya, Vlad Si Pemancang .Saat dia bangkit dunia akan gempar.Kalian hanya mempercepat kebangkitan Vlad, bagaimanapun juga ini adalah tahun di mana kebangkitan drakula akan terjadi cepat atau lambat, itupun sudah diramalkan beberapa abad lalu.Kabut di Pegunungan Transylvania itu terjadi karena hari kebangkitan drakula berjarak 1 hari lagi dihitung dari kemarin.Jam Rumania kuno juga menandai kebangkitan drakula.Sejak 5 hari kemarin benda itu berhenti menghitung waktu, akan tetapi jam akan kembali normal ketika Vlad sudah bangkit.Saat Vlad bangkit Transylvania akan diselimuti kabut pekat putih yg sangat tebal hingga seperti kubah pengurung.Akan tetapi itu hanyalah ancaman dan mimpi buruk selama…….....satu hari saja.Dengan adanya kabut itu maka tiada seorang pun yg bisa menghentikan kebangkitan Vlad.Aku memaafkan kalian kali ini, kalian kubiarkan pulang, tapi bukan berarti jika kita bertemu lagi, kau akan pulang dengan selamat “ , katanya dan segera pergi.

****

6

Resepsionis Serba Tahu


“Artinya besoklah kebangkitan Vlad Si Pemancang”, ujar Ronald, “tapi, siapa itu Vlad Si Pemancang ?”

“Setahuku Vlad mempunyai nama lengkap Vlad V. dari Walachia (daerah Transylvania ).Dia adalah pemimpin militer yg sangat brutal.Dia terkenal karena telah membunuh 100.000 orang lebih.Sebutan ‘Si Pemancang’ berasal dari cara membunuhnya.Dia memakukan topi ke kepala orang , menguliti mereka hidup-hidup dan memancangkan seseorang pada tiang.Dia biasa dipanggil sebagai ‘Vlad Putra Naga ( Drakula )’. Dia dibunuh tahun 1476, setelah beberapa lama makamnya dilaporkan kosong, ini.Dari sini, dimulailah sebuah legenda.”

“Apakah Vlad adalah drakula ?” tanya Ronald.

“Tepat sekali !” kata Oktave.

“O….kalau begitu ayo kita kejar Bathory !”, kata Ronald.

“Tunggu Ronald, kita harus segera istirahat, lihat saja Cera dan Squall, mereka masih ketakutan dan lelah !”, kata Oktave.

“Baiklah, kita…….” “Dreeeet”, perkataan Ronald terputus ketika lantai yg diinjak Edward bergetar ke bawah.Edward segera melompat menjauh.Setelah suara itu tidak ada lagi, mereka melihat beberapa bata mengarah ke bawah sehingga terlihat membentuk sesuatu.Oktave berpikir sebentar dan….

“Heiii teman, bata-bata itu membentuk tulisan Rumania kuno !”, kata Oktave.

“Bagaimana bunyinya ?”, tanya Edward.

“Begini, kata yg pertama sudah sering sekali kulihat, yang artinya tempat orang meninggal, bisa dikatakan ‘peti’, kata kedua berarti ‘Drakula’.Lalu kata ketiga, kata ini menyatakan tempat sesuatu, dalam bahasa kita berarti ‘berada’, dan kata keempat, kata ini berarti penunjuk suatu tempat, bisa dikatakan ‘di ’ dan ‘kastil’.Jadi kalau disambung .Peti drakula berada di kastil… .Sedangkan kata ke lima belum pernah kulihat sebelumnya aku pun tak tahu artinya…”, tandas Oktave.

“Heii, lihat matahari hampir terbenam, ayo kita segera pulang !”, ujar Edward.

“Tunggu sebentar !”, kata Oktave.

“Cepatlah, kita harus segera pulang !”,kata Edward.

“Baiklah”, kata Oktave.Mereka meninggalkan kastil dengan hati gelisah kecuali Ronald sedangkan Oktave masih berpikir apa arti kata terakhir.Dia sangat senang dengan petualangannya hari itu.Akhirnya mereka sampai di depan motel ketika matahari terbenam.Mereka sangat lelah.Ketika sudah sampai di depan kamar no. 119.

“Lihat, teman-teman, ternyata ornamen segel kotak di kastil yg tadi kita lihat sama seperti ornamen di kunci ini !”, tandas Squall.

“Pantas aku merasa sudah pernah melihatnya”, jelas Squall.

“Betul juga !”, kata Ronald dkk.

“Kalau begitu ayo kita tanya siapa pendiri motel ini pada resepsionis motel ini”, ajak Ronald.

Karena terlalu kegirangan dengan ditemukannya petunjuk yg mungkin bisa menyelesaikan misteri drakula, Ronald dkk. berlari sangat kencang menuruni tangga dan lupa bahwa di motel itu terdapat lift.Suara akibat Ronald dkk. menyebabkan kegaduhan yg mungkin cukup untuk menjadikan semua orang di motel bangun, akan tetapi hampir semua penginapan di Transylvania memakai peredam suara.Sesampai di sana, resepsionis tak ada di meja resepsionis.Mereka naik tangga dengan putus asa.

“Jangan khawatir, selama besok kita masih bisa bertanya “, kata Ronald memberi semangat pada yg lain.

“Ya, Ron”, kata Oktave dkk. masih kurang semangat.

Mereka segera pergi tidur.Mereka tidur dengan lelap sebab mereka kelelahan.Mereka bangun sangat pagi, kemudian sarapan, mandi dan menyiapkan peralatan.Sebelum berangkat mereka menuju meja resepsionis di lantai satu dan ternyata ada.Mereka segera menanyakan beberapa pertanyaan yg membingungkan pikiran mereka.

“Kenapa kau tak ada di meja resepsionis tadi malam ?”, tanya Cera.

“Siapa sebenarnya pendiri motel ini ?”, tanya Edward.

“Apakah kau tahu sesuatu dengan drakula ?”, tanya Oktave.

“Apakah kau tahu cara mengalahkan drakula ?”, tanya Ronald karena yg ada di pikirannya hanya mengenai cara mengalahkan drakula.Squall tak ingin bertanya karena ia tak ingin termakan pertanyaannya sendiri.

“Sabar-sabar, mana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan bertubi-tubi !”,

“Pertama kau, anak berkaca mata kau tadi bertanya siapa pendiri motel ini kan, kalau tidak salah dia bernama Sir Laviere Ed Khodovsky, ya dia mendirikan motel ini pada tahun 1870 menjelang akhir hayatnya untuk menambah penghasilan , setelah Sir Laviere meninggal kepemimpinan motel jatuh ke tangan anaknya, Sir Michael Deltsar Khodovsky, dia adalah orang yg memajukan motel ini.Dia memutuskan bahwa motel akan berlambang seperti ini, yang kalian lihat di kunci kamar walau sudah ketinggalan zaman !”, tandas resepsionis panjang lebar

“Lalu yg kedua, kau bertanya di mana aku tadi malam, ketika itu aku sedang mengambil sesuatu di gudang !”, kata resepsionis.

“Oooo “, kata Cera.

“Dan kau anak rambut aneh !”, kata resepsionis.

“Iya, aku “, kata Ronald.

“Aku tak tahu, yg kutahu dia adalah Medi (Penjaga Artefak / Penyelamat Manusia )”, jelas resepsionis.

“Aha ! Sekarang aku ingat, Sir Laviere terkenal pada tahun 1800-an karena kepintarannya dan darahnya sebagai Medi “ jelas Oktave.

“Apakah keturunan Sir Laviere juga Medi ?”, tanya Edward, Cera dan Ronald heran.

“Tentu, semua keturunan Sir Laviere menjadi Medi, sampai beberapa tahun yg lalu.Keturunan terakhir Sir Laviere tidak mempunyai anak”, jelas resepsionis panjang lebar.

“Lalu, bukankah penduduk desa ini banyak, salah satunya dijadikan Medi kan bisa !”, ujar Ronald dkk. ( tentu Squall tidak ikut bertanya ).

“Itu tidak boleh, seseorang menjadi Medi haruslah berdarah Medi, maksudnya harus merupakan keturunan Medi”, tandas resepsionis.

“Apa tugas Medi di Transylvania ?”, tanya Ronald dkk. kecuali Squall.

“Tugasnya menjaga artefak penting di kastil di Sedraps dan menyelamatkan umat manusia !”, jelas resepsionis.

“Tunggu dulu, bagaimana kau mengetahui semua itu ?” tanya Edward.

“Itu semua adalah seluk beluk kota ini, terutama motel ini, mengerti !” kata resepsionis.

“Sudah kan pertanyaannya ?”, tanya resepsionis kewalahan.

“Heii pertanyaanku belum dijawab, cepat, kami akan segera pergi ke kastil di Sedraps !”, teriak Oktave.

“Oh ya !Yang kutahu mengenai drakula adalah… ‘Nanti kalian jangan pergi ke kastil di Sedraps !’ ” kata resepsionis setengah membentak dengan air muka marah.

“Tidak peduli kau menentang, kami akan tetap pergi, tekad kami sudah bulat, jadi….kami akan pergi ke kastil di Sedraps !”, bentak Ronald.

“Itu dilarang, tiada satupun penginap di motel ini yg berani melanggar perintahku, apalagi dia masih anak-anak !”, bentak resepsionis.

“Anak-anak ? aku ini remaja tahu !”, kata Ronald marah.

“Aduh, kok jadi runyam begini sich !”, kata Cera (menjaga harga diri) sementara Ronald dan resepsionis motel bertengkar.Squall kegirangan karena penundaan atas kepergian dia dan yg lain ke kastil.

Ronald dan resepsionis motel terus bertengkar sementara Cera, Edward, Squall dan Oktave menonton TV.Akhirnya setelah seperempat jam lamanya, resepsionis menyerah dan Ronald dkk. diperbolehkan pergi.

****

7

Kubah Kabut Pembatas

“OK, kalian boleh pergi, tapi tunggu sebentar, aku ambilkan sesuatu !” ujar resepsionis.

“Perlu tunggu dia tidak ?” tanya Edward.

“Tidak perlu”, kata Ronald.Sewaktu mereka akan melangkah tiba-tiba….

“Ini ! Ini adalah peta kuno Transylvania, semoga berguna dan …hati-hati di jalan !” kata resepsionis, “sampai jumpa lagi.”

“Terima kasih, mohon doanya ya !” kata Edward dkk. ( kecuali Ronald ).

Mereka berjalan dengan tenang, tak ada beban kecuali Squall.Ketika sampai di pinggiran Kota Blechifdorfer mereka melihat banyak sekali kabut.Mereka menyalakan senter siapa tahu ada gunanya.Mereka saling berpegangan tangan dengan Ronald yg berjalan paling depan agar mereka tidak terpisah dan tersesat.Setelah berpegangan mereka berjalan akan melewati lalu ”Aduh”, Ronald terjatuh.

“Kenapa kau ?” tanya Oktave.

“Tak tahu, sepertinya aku menabrak sesuatu !” tandas Ronald.

“Mungkin di balik kabut ada tembok!” ujar Edward.

“Ah, masa !” kata Squall tidak percaya dan mencoba menembus kabut.

“ ’Aduh’, kepalaku sakit !” teriak Squall kesakitan.

“Eh, coba kita pegang kabut ini, makin lama makin keras seperti tembok batu !”, kata Oktave sembari memegang kabut.

Tidak menyerah dengan hal itu, Ronald dkk. terus mencari jalan dari pinggir barat, utara, timur dan selatan Kota Blechifdorfer tidak peduli waktu.Mereka mencari jalan keluar dari Kota Blechifdorfer dari pagi hingga sore.Pinggiran kota ternyata terkelilingi kabut.

“Apa-apaan ini, tak ada jalan keluar sama sekali dari kota ini !” kata Ronald menyerah.

“Jangan-jangan kita akan terkurung di sini selamanya !” ujar Squall pesimis.

“Kita harus segera mencari jalan keluar !” kata Cera bersemangat.

“Kita tak mungkin terkurung di sini selamanya, tapi……sampai kapan kita harus berada di antara kubah kabut ini…?” kata Edward.Oktave teringat sesuatu.

“Kau bilang ‘kubah’ !” kata Oktave.

“Iya…, lalu kenapa ?” tanya Edward.

“Itu dia jawabannya, bukankah Bathory pernah bilang kalau hari kebangkitan Vlad sudah datang, kabut akan menyelimuti Transylvania !”, tandas Oktave.

“Baguslah kabutnya hanya hari ini, tapi apa bagusnya bila kebangkitan Vlad sebentar lagi, tapi kita tak bisa menghentikannya !”, teriak Edward.

“Iya, betul kata Edward”, kata Oktave.

“Aku tahu, artinya kesempatanku hidup di dunia hanya 10 : 90, betul kan !”, kata Cera dan Squall.

“Pantas saja dia pernah bilang bahwa dengan adanya kabut ini, tak ada yg bisa menghentikan kebangkitan Vlad”, kata Cera.

“Dengan begitu, satu-satunya jalan adalah mengalahkan Vlad karena tak ada yg bisa menghentikan kebangkitannya!”, ujar Ronald, “dan nanti ketika pulang kita harus bersikap biasa, tanpa memikirkan Vlad agar esok tak gelisah.”

“Itu ide bagus, tetapi, kita sudah terlalu lelah, lebih baik kita segera pulang, menyiapkan peralatan dan beristirahat di sisa waktu ini, sehingga besoknya kita akan tetap fit !”, tandas Oktave.

“OK “, kata Ronald dkk. ( kecuali Squall dan Cera ).

“Kami mohon, jangan besok ya !”, pinta Squall dan Cera.

“Squall, Cera, kita sudah terlanjur terlibat dalam masalah ini, mau tidak mau kita harus membasmi Vlad dan Bathory !”, ujar Oktave.

“Benar kata Oktave, kita harus segera mengakhiri masalah ini secepatnya sebelum kian membesar !”, kata Edward.

“Baiklah, tapi tolong lindungi kami, ya teman-teman !”, pinta Squall dan Cera.

“Tentu saja, kita tak akan ketakutan kalau yg muncul itu hanya drakula !”, ujar Ronald, Edward dan Oktave.

“Baik, kita semua setuju bahwa besok kita harus segera membasmi Vlad dan Bathory, apapun resikonya kita tak boleh meninggalkan satu sama lain !”, kata Edward.Mereka berjalan pulang menuju motel.Jam sudah menunjukkan pukul 16..00.Ketika sampai di sana resepsionis menanyakan kabar mereka.

“Bagaimana kabar kalian, baik-baik saja kan, syukurlah “, kata resepsionis dan segera pergi.

“Tentu kami baik-baik saja ! Kau anggap kami apa ?”, tanya Ronald.

“Anak kecil !”, kata resepsionis.

“Sudah kubilang, kami bukan anak kecil !”, kata Ronald marah.

“Ya memang bukan, mereka itu remaja, kau yg anak kecil !”, kata resepsionis meledek.

“Kami ke kamar dulu ya ?” tanya Cera.

“OK”, jawab Ronald.

****

8

Pencarian Kastil Entah Di Mana

Seperti biasa, mereka butuh beberapa menit agar salah satunya menyerah, dan kini Ronald menyerah.Mereka naik lift menuju lantai 4 dan segera menyiapkan peralatan yg akan dibawa besok.Sesudah itu, mereka mandi.Lalu mereka turun ke lantai 1.Mereka tidak pernah makan di rumah makan motel karena alasan ‘mahal’ ( walau belum pernah mencoba sich ) juga karena mereka membawa bekal, tetapi karena mereka berada di Rumania lebih lama dari pada jadwal, bekal makanan mereka habis dan terpaksa makan di rumah makan motel dan memilih tempat duduk.Mereka membaca daftar harga yg ada dan ternyata harga makanan di motel harganya terjangkau.Tetapi setelah melihat menu makanannya mereka menjadi sakit perut ( salah satu alasannya karena mereka masih gelisah dengan kebangkitan drakula ) dan hanya makan makanan yg ada di Inggris saja.Meski perut tidak terlalu kenyang, mereka menolak untuk makan lagi.

Setelah itu, mereka pergi ke lobi motel pada pukul 17.10.Mereka duduk melihat TV sambil meminum secangkir teh dengan sejumput garam dan 3 sendok gula.

Acara TV yg sedang dilihat Ronald dkk. tiba-tiba dihentikan, secara mendadak berita muncul.Pembawa berita mengatakan, secara serentak seluruh kota, desa dan hutan di Transylvania terselimuti kabut tebal dan keras.Semua kegiatan dan pekerjaan penduduk Transylvania terhenti akibat tidak bisa keluar dari desa / kota masing-masing.Ronald dkk. sedikit terkejut.

Malamnya, hanya Ronald yg bisa tidur dengan tenang.Karena terlalu gelisah, Edward dan Oktave tidak melakukan amanat Ronald dan melihat-lihat peta kuno Transylvania untuk menghilangkan kegelisahannya.Sedangkan Cera dan Squall mencoba memejamkan mata.Paginya, Ronald bangun paling cepat dan segera mandi dan sarapan.Setelah itu Edward dkk. bangun dan menyusul Ronald sarapan lalu mandi.Kini, mereka semua sudah tidak gelisah lagi ( walau masih ada rasa takut ).Mereka akan pergi ke kastil di Sedraps dan memberi salam pada respsionis.

“Hei, kalian pakailah walkie talkie ini, semoga berguna !” kata resepsionis.

“Trims !” kata Ronald dkk.Mereka pun pergi.

Ternyata hutan penghubung kastil di Sedraps dengan kota Blechifdorfer masih diselimuti kabut.

“Coba kuterobos kabut ini, siapa tahu kabut ini hanyalah kabut biasa !” ujar Ronald.

“Berhati-hatilah !” kata Edward dkk.

“Tentu saja “, ujar Ronald.Perlahan-lahan Ronald mendekati kabut dan mencoba menyentuh kabut

“Hei ini serupa dengan kabut yg kita temukan kemarin”, ujar Ronald.

“Astaganaga, mungkin kita harus menunggu sampai kabut itu hilang “, kata Oktave.

Mereka pun menunggu hingga berjam-berjam lamanya.Ronald pun mulai bosan.Akhirnya terbukalah hutan itu.Ronald dkk. segera menuju kastil dan masuk kastil.Mereka segera menuju tempat di mana beberapa bata mengarah ke bawah.Oktave segera mengamati kata ke-5, yg belum diketahui artinya.Cera dan Edward mengelilinginya sedangkan Squall dan Ronald sejak sampai ke kastil terus berdebat entah apa temanya.

Oktave dibuat bingung oleh kata tersebut.Squall dan Ronald terus berdebat, tiba-tiba peta kuno Transylvania jatuh dari tas ransel Squall.Cera melihat sesuatu.

“Eh, Oktave lihat ini “, ujar Cera.

“Apaan sich ?” tanya Oktave tanpa mengalihkan pandangan dari bata.

“Ini….sepertinya salah satu desa di Transylvania susunan katanya mirip dengan kata yg kita amati deh !”, kata Cera.

“Hah…..betul juga, coba kita bandingkan peta Transylvania sekarang “, kata Oktave.

“Ternyata kata ini artinya desa Cerne !” kata Oktave penuh keyakinan.Setelah mendengar itu Ronald segera menghentikan perdebatannya.

“Kalau begitu, ayo kita segera pergi ke Cerne !”, perintah Ronald.Mereka segera pergi dari kastil dan menuju ke Cerne.

“Teman-teman apakah tidak lebih baik jika kita melanjutkan perjalanan besok, sekarang sudah sore walau Cerne tidak jauh dari Sedraps !” kata Cera, “kita kan lelah !”

“Tak ada waktu, kita sudah terlalu lama membiarkan Vlad menikmati indahnya sinar malam !” ujar Ronald.Mereka pun segera melanjutkan perjalanan.

“Hei, teman-teman, apa kalian tidak heran, Cerne kan dekat pegunungan, dan sewaktu kita berangkat ke Transylvania, kita pernah melihatnya, dan bukankah Desa Cerne sangat indah ?” tanya Squall.

“Betul juga….”, kata Ronald, “ tapi sesuai dengan petunjuk di bata itu Vlad ada pada Cerne, jadi jawabannya pasti ada di sana.”

Yah, mereka terus berjalan tanpa mempedulikan waktu.Tibalah waktu malam dan mereka hampir sampai di Desa Cerne.Desa Cerne terletak di bawah bukit, sehingga jika kau akan pergi ke sana, kau harus menaiki bukit.

“Ayo, beberapa langkah lagi kita akan sampai di atas bukit “, ujar Ronald.

“Tentu “, kata Edward dkk. terengah-engah.

“Ya…sampai “, kata Ronald, “hah, ternyata Desa Cerne sudah tidak seperti dulu lagi !”

“Apa yg kau maksud ?” tanya Cera langsung berlari.

“Lihat saja sendiri “, kata Ronald.

“Tidak mungkin, Desa Cerne……tidak mungkin, penduduk desa tidak ada “, kata Cera setengah tak percaya.

“Apa yg terjadi sebenarnya ?” tanya Squall dan Edward.

“Mungkin, ini pengaruh Vlad !” tebak Oktave.

“Kalau begitu, kita harus segera menyelidikinya !” perintah Ronald.

“Tapi…terlebih dahulu kita harus tahu di mana Vlad “, ujar Edward.

“Perkataan Edward benar “, kata Squall dan Cera.

“Hei…mungkin peta kuno dan peta modern Transylvania bisa membantu “, usul Oktave.

“Coba saja !” kata Ronald, Edward, Cera dan Squall.

“Coba kita lihat petanya….kita membutuhkan penerangan di saat ini, tolong ambil senter di tas ranselku Squall !” perintah Oktave.

“Peta kuno menunjukkan di pegunungan bagian barat Cerne terdapat kastil, tapi aku tak tahu nama kastil itu karena ini ditulis tulisan Rumania kuno “, ujar Oktave.

“Lalu, kalau peta modern bagaimana ?”, tanya Ronald dkk.

“Kedua peta ini menunjukkan keterangan yg saling berlainan, pada peta modern, kastil adanya di pegunungan bagian utara Desa Cerne ”, kata Oktave.

“Nama kastilnya apa ?”, tanya Edward.

“Tak ada keterangannya “, kata Oktave.

“Mungkin peta modernnya kurang akurat kali !” ujar Ronald dan Cera.

“Mungkin, tapi sebaiknya kita menuju kastil yg ditunjukkan oleh peta modern Transylvania terlebih dahulu, karena sekarang kan zaman modern !” kata Oktave.

Mereka pun pergi ke pegunungan utara tanpa memakan waktu lama.Setelah sampai mereka segera mencari di mana letak kastil.Mereka berpencar ke segala arah untuk mencari kastil itu.Namun, mereka kembali tanpa menemukan suatu pun petunjuk terletaknya kastil itu.

“Mungkin benar kata Ronald dan Cera, petanya kurang akurat !” kata Oktave.

“Sebaiknya kita segera pergi ke pegunungan barat, sebelum tengah malam tiba”, ujar Ronald.

“Benar !” kata Oktave, Edward, Cera dan Squall.Mereka kemudian pergi ke pegunungan barat.Cera dan Squall terus memendam rasa takut.Mereka akhirnya sampai, kali ini lain dengan yg tadi, mereka begitu mudah menemukan kastil.Belum sempat mereka melihat isi kastil, hanya sempat melihat hutan belakang kastil dari jauh, tiba-tiba terbentuk gumpalan gas dan gumpalan gas itu membentuk sesuatu….

****

9


Kebangkitan Vlad Si Pemancang

Dapat dilihat ada seseorang yg berada di atap kastil, orang yg tak kan bisa kau deskripsikan, karena orang itu sangat.. ( terserah, mau jelek, tampan, atau gagah )

“Hiiiii, apa itu ”, teriak Squall dan Cera.

“Akulah Vlad, Vlad yg telah bangkit, aku akan terus berada di sini sampai suatu saat ada yg membunuhku “

“Bagaimana kau mengerti bahasa kami ?” tanya Edward, Ronald dan Edward.

“Mudah saja !”

“Kukira Vlad lebih mengerikan, tetapi ternyata hanya begini saja !” ejek Squall.

“Enak saja kau bicara, nanti saat bulan purnama kekuatanku akan kembali seperti dulu, ketika aku hidup, pada abad 15 !”

“Kapan bulan purnama itu ?” tanya Squall dan Cera.

“Hmm, sekarang tanggal 13, jadi bulan purnamanya besok “, kata Edward.

“Hei, ini tanggal 14 !” ujar Ronald.

“Iya yah “, kata Edward, “ artinya tengah malam nanti akan terjadi bulan purnama .“

“Jangan katakan itu pada kami !” kata Squall dan Cera sambil bersembunyi.

“Biar aku hadapi Vlad, selagi kekuatannya belum sempurna, kalian baca saja buku kuno yg kita dapatkan kemarin-kemarin, katanya di dalamnya ada cara untuk mengalahkan drakula “, ujar Ronald.

“Tapi…!” kata Oktave.

“Tenang, di sini bukan tempat kita untuk mati, mengerti !” kata Ronald.

“Pakailah belati ini “, kata Cera.

“ Trim’s ”, kata Ronald.

“Hai, setan bertampang manusia kejar aku ”, kata Ronald.

“Apakah ini hanya begini saja kekuatan Vlad, terlalu lemah “, kata Ronald.

“Saat bulan purnama juga sejarah juga akan terulang kembali, aku akan dapat memperbaiki hidupku, apakah kau tahu letak kastil ini sudah berubah, penduduk pun tak ada.Ini karena sebentar lagi sejarah hidupku terulang kembali, dimulai dari desa ini”

“Pantas saja, desa ini tak ada penghuninya“, kata Ronald.

Sementara Ronald meladeni Vlad di depan kastil; Edward, Oktave, Cera, dan Squall mulai mencoba membaca buku kuno.Ternyata tulisan di buku kuno itu tidak kuno, tidak seperti depan bukunya.Oktave mulai mencari cara mengalahkan Vlad.Setelah beberapa menit ia akhirnya menemukan bagian itu.

“Ron, cara mengalahkan Vlad adalah….”, ujar Oktave terpotong perkataannya.

“Apa itu ?” tanya Oktave.

“Awas !” teriak Cera.Mungkin kalau Cera tidak berteriak Ronald tidak bisa hidup lebih lama.Yah, berkat Cera, Ronald bisa menghindar tepat ketika Vlad menyerang, walaupun tangan Ronald menjadi luka sedikit.

“Cepat, apa caranya ?” tanya Ronald.

“Caranya adalah…tikam jantungnya “, ujar Oktave.

“Bagaimana bisa aku menikam jantungnya selagi kekuatannya meningkat, cari cara lainnya !” perintah Ronald.

“Baiklah !” kata Oktave, “apa kalian tak bisa bantu Ronald ?”

“Kami tak mampu, tahu !” bentak Cera, Edward dan Squall serentak.

Sementara itu Ronald semakin terdesak karena kekuatan Vlad terus meningkat tak ada habisnya, padahal satu lagi bulan purnama.Ronald mengubah strategi dari terus menyerang tak ada habisnya hingga berlari bersembunyi.Ronald bersembunyi di balik pohon, di balik kastil, hingga akhirnya Ronald tertarik untuk bersembunyi di dalam kastil.

Ia masuk ke dalam kastil.Kastil di Cerne mirip dengan kastil di Sedraps bedanya, tak ada tangganya dan ruangannya sempit.Di dalamnya hanya terdapat banyak tulisan kuno dengan gambar / relief penjelas.Gambar itu sederhana, seperti di Mesir Kuno.Gambar itu agaknya menerangkan proses tentang cara mengalahkan Vlad.Ronald melambatkan larinya karena Vlad tidak bisa mengikutinya, juga karena relief di dinding kastil sangat menarik.Ronald terus melihat, pada relief pertama seseorang memegang sebuah tongkat yg mirip dengan yg ditemukan Edward, tongkat yg berelief cermin.Sedangkan berikutnya tongkat ditarik bagian atasnya sehingga menjadi pedang untuk menikam Vlad.Pada tulisan berikutnya tidak ada gambar satu pun sehingga Ronald bingung, dia terus melihat siapa tahu ada gambar lainnya …tapi terlambat, Vlad sudah menemukan Ronald dan segera mengejarnya.Kemudian Ronald berlari dan keluar dari kastil dari sisi yg berlawanan.

“Edward tarik tongkat yg kemarin kita dapatkan dan lempar ke aku !” perintah Ronald tanpa menghentikan larinya.

“Hah, tongkat…oh ya sebentar, ini, terimalah !” kata Edward.

“OK “, kata Ronald.

“Bagus, dengan pedang ini aku dapat mengalahkan Vlad, bukan ! paling tidak menghalanginya mendapat seluruh kekuatannya !” ujar Ronald dalam hati.Tak tanggung-tanggung Ronald memakai belati dan pedang itu sebagai senjatanya.

Berkat pedang dan belati itu, kekuatan Vlad dan Ronald makin seimbang.Tapi, anehnya kerap kali kekuatan Vlad meningkat, kekuatan pedang itu juga meningkat untuk mengimbanginya.Tapi, walau memakai pedang itu, masih belum ada cara untuk mengalahkan Vlad.

Sementara itu, Oktave terus mencari cara bagaimana mengalahkan Vlad.Butuh waktu agak lama untuk membaca selembar buku itu.Oktave mulai ragu bahwa buku itu menerangkan cara mengalahkan Vlad.Oktave terus mencari, sepertinya cara mengalahkan Vlad hanyalah ‘Tikam Jantungnya ‘.Berhalaman-halaman buku Oktave telah mencari, tapi nihil hasilnya.

“Cepatlah !” perintah Ronald.

“Aku sudah berusaha, tapi .….!Aha !” kata Oktave.

****

10

Aha ! Cara Melemahkan Vlad



Ada apa sebenarnya ?” tanya Ronald sambil berkelahi dengan Vlad.

Ada ! Cara melemahkan Vlad !” kata Oktave.

“Apa gunanya jika hanya melemahkan !” ujar Ronald.

“Di sini ditulis, sebelum menikamnya kita harus melemahkannya terlebih dahulu “, kata Oktave.

“Baiklah, bagaimana caranya ?” tanya Ronald sambil menghindar dari serangan Vlad.

“Sangat panjang, begini saja kau terus berkelahi dengan Vlad, sementara kami akan berusaha melemahkan dia “, kata Oktave.

“OK”, kata Ronald.

Oktave membaca cara melemahkan Vlad yg tertera pada buku kuno, sedangkan Ronald berusaha mengalahkan Vlad dengan pedang dan belati yg ia temukan di Transylvania.

“Yg pertama, sesuai buku ini kita harus meletakkan kotak bersegel emas di atas pusat lantai gelap-terang “, jelas Oktave.

“Di mana ya, ada benda seperti itu, sepertinya aku pernah lihat ?” tanya Squall dalam hati.

“Sepertinya aku pernah lihat, tapi di mana ya ? Di mana !” tanya Oktave dalam hati.

Selama beberapa menit suasana menjadi hening, tiada seorang pun yg bicara, tiada yg memperhatikan perkelahian Ronald dengan Vlad.Semua mengingat-ingat, berpikir dan merenung kira-kira di mana ada benda seperti itu sampai…

“… Di sana, di.. !” ujar Edward terpotong.

“Di mana Ed, cepat katakan, cepat katakan !Di mana !” kata Squall, Oktave dan Cera terkejut sehingga memotong perkataan Edward.

“Itu….Sedraps…..kastil di Sedraps !” kata Edward.

“Kastil di Sedraps, apa iya ya, kurasa yg ada cuma kotak bersegel emas !” ujar Squall.

“Bodoh, yg kita temui di di depan pintu gerbang itu apa !“ teriak Cera, Edward dan Oktave marah.

“Baguslah, tapi masih ada yg mengganjal di pikiranku, petunjuk ini terlalu mudah, seharusnya kan dibuat seperti teka-teki atau puzzle !” jelas Edward.

“Mungkin, karena yg mau membaca buku ini pastilah orang yg ingin mengalahkan Vlad, jadi buat apa dibuat teka-teki, itu kan malah memperlama kemusnahan Vlad !” tandas Oktave.

“Yah, mungkin kata-katamu ada benarnya !” ujar Edward.

“Tapi, jarak Cerne dengan Kota Blechifdorfer itu kan agak jauh, sudah malam lagi !” ujar Squall.

“Betul juga “ kata Edward mengiyakan.

“Kalau begitu kita bagi dua saja, ada yg di sini, ada yg pergi ke sana !” tandas Oktave.

“Bagus juga idemu !” kata Edward.

“Biar aku saja yg pergi ke Sedraps, tentu dengan seseorang menemaniku !” kata Squall mencalonkan diri karena di Sedraps tak ada Vlad.

“Ya, biar aku dan Squall pergi ke Sedraps sedangkan kalian terus mengawasi Vlad “, tandas Edward.

“Baiklah, kita berhubungan dengan walkie talkie ini, OK !” ujar Oktave, “ingat, letakkan kotak bersegel emas di pusat lantai gelap-terang .“

“Tentu, kami pergi !” kata Edward dan Squall.Mereka pun pergi ke Sedraps.

“Aku akan baca lanjutannya, wah, terletak di hampir pergantian lembar ” ujar Oktave.

“Kita harus meletakkan bagian tugu di garis geometri dengan bagian tengah berupa ….” ujar Oktave sambil melihat lembar berikutnya.

“Hah, terusannya tidak berhubungan dengan cara melemahkan Vlad, bagaimana ini ?” tanya Oktave.

“Tenang sedikit, pasti ada penjelasan logis untuk itu !” ujar Cera menenangkan Oktave.

“Dasar buku papyrus sialan !” ujar Oktave hampir membanting buku itu sementara Cera terus berpikir.

“Hei..mungkin ini berhubungan, dengan papyrus yg kita temukan kemarin ya kan ?” tanya Cera.

“Hah, papyrus itu kan dibawa Edward, bagaimana ini ?” tanya Oktave.

“Tenang, orang yg mengusulkan agar papyrus itu dibawa, pasti membawa papyrus itu “, kata Cera menenangkan Oktave sambil mengambil papyrus tersebut di ranselnya.

“Syukurlah !” kata Oktave sambil mulai membaca.

“Hmm berupa bagian tugu!” tandas Oktave lebih lanjut.

“Sudah kukira bagian tengah hexagram ada yg hilang!Akan segera kusampaikan ke Edward melalui walkie talkie ini, OK “, ujar Cera.Sementara itu Edward dan Squall sudah sampai di desa Schyrkengen.

“Halo, Edward, letakkan pula bagian tugu yg ada di tasmu di pusat geometri hexagram, di lantai dua….ganti !” kata Cera.

“OK….ganti !” kata Edward.

Ada apa Ed ?” tanya Squall.

“Kita disuruh menaruh bagian tugu yg ada di tasku untuk diletakkan di pusat geometri di lantai dua kastil, itu tugasmu !“ ujar Edward.

“Selanjutnya kita harus meletakkan cermin emas di…aku tak tahu huruf ini, bagaimana ini ?” tanya Oktave.

“Coba aku lihat ! Oktave, ini kan gampang, ini istilah untuk ilmuwan, tapi kenapa huruf ini pada jaman sekarang sama pada zaman Rumania kuno ?” tanya Cera.

“Sudah, jangan dipikirkan, cepat apa artinya !” perintah Oktave.

“Coba kupikir !Cosinus Koefisien Gravitasi Gradien Waktu sama dengan…. tepat di situ, di samping kastil, tepat di tempat itu !” tandas Cera.

“Siapa yg membawa cermin emas itu Cer ?” tanya Oktave.

“Hmm, kalau tidak salah…Ron..Ronald yg membawanya !” ujar Cera.

“Ronald sedang melawan Vlad, bagaimana ini ?” tanya Oktave cemas.

“Tenang, tas ranselnya Ronald, kan tidak dibawa !” jelas Cera.

“Syukurlah !” kata Oktave.Oktave pun segera menaruh cermin emas di samping kastil, di tempat yg ditunjuk Cera.Cermin emas itu pun terpasang, tepat pada tempatnya.

“Selanjutnya kita memerlukan cermin perak dan meletakkannya di tempat yg mengarah ke Vlad “ ujar Oktave tenang.

“Kau bilang cermin perak, kita tak punya itu, bagaimana selanjutnya ?” tanya Cera.

“Apa iya ?” ujar Oktave, “o iya, kita tak punya benda seperti itu, bagaimana ini !” kata Oktave kalang kabut.

“Aku punya usul !” kata Cera.

“Ya..ya, apapun usul dan ide diterima !” jelas Oktave.

“Bagaimana kalau cermin yg biasa aku pakai untuk berdandan !” usul Cera.

“Aduh, sampai saat ini kau masih saja bercanda, lihat Ronald, Edward dan Cera, cermin biasa tentu tak ada pengaruhnya!” ujar Oktave marah.

“Aku tak bercanda kok !” kata Cera.

“Hmm biarkan aku berpikir !” kata Oktave, “aha !”

****

10

Cahaya Menyilaukan Mata

Ada apa Oktave ?” tanya Cera.

“Begini, mungkin di dalam kastil ini ada cermin perak !” tandas Oktave.

“Betul juga ya, ayo kita segera menyelinap ke dalam kastil !” ajak Cera.

Mereka pun segera masuk ke dalam kastil, kastil itu tidak terlalu tinggi.Biarpun dari luar kelihatannya besar, tapi dari dalam sangatlah kecil ruangannya.Berbeda dengan kastil di Sedraps, kastil di Cerne hanya terdapat satu ruangan kosong.Benda-benda ‘tertata’ secara berantakan, sehingga akan sangat sulit mencari walaupun yg dicari berukuran 30 x 30.Empat lima menit mereka mencari tapi tak ada satu pun benda seperti cermin perak.Tak menyerah, mereka sampai mencari di setiap sudut kastil, hingga mencari di sarang semut karena hampir patah harapan.Mereka keluar dari kastil dan duduk di samping kastil.

“Apa !” teriak Cera.

“Apa kau lihat apa yg kulihat ?” tanya Cera.

“Tentu, itu dia..itu cermin yg kita cari, di atap kastil ! ” ujar Oktave

“Baguslah, kita harus segera baca lanjutannya !” perintah Cera.

Sementara itu Ronald terus melawan Vlad tanpa memperhatikan perkataan Oktave dan Cera karena terlalu sibuk meladeni Vlad.

“Kau tak akan bisa menandingiku hanya dengan pedang dan belati itu, kau akan makin terdesak !”

“Dia dapat membaca pikiranku, aku benar-benar terdesak kali ini, pedang dan belati ini yg tadinya bisa mengimbanginya, sekarang sudah tak bisa lagi ! Saat ini aku harus menggunakan seluruh kemampuanku dan tidak berporos pada pedang dan belati ini !Jangan sampai aku meremehkan dia lagi.Kumohon, Tuhan tolonglah aku dan teman-temanku! ” mohon Ronald dalam hati.

“Aku juga tak dapat mendengar informasi dari Oktave dan Cera karena makin terdesak, jangan sampai aku terluka lagi !Pasti ini semua ada jalan keluarnya !Pasti! Seratus pesawat menuju Rumania, seratus jalan keluar dari masalah ( buatan Ronald ) ”, kata Ronald dalam hati pula.

“Bagaimana, mulai terdesak bukan !”

“Aku tak akan biarkan satu orang pun melampauiku !”

“Aku pasti bisa mengalahkanmu !Dengan bantuan Tuhan dan teman-temanku tak ada yg tak bisa di dunia ini.Aku pasti..mengalahkanmu !” teriak Ronald.

“Berani-beraninya kau menyebut kata Tuhan di hadapanku !”

“Masa aku takut dengan kamu yg hanya ‘half demon’ ( setengah siluman ) !” kata Ronald memancing Vlad.

“Kali ini kesabaranku sudah habis, kau telah menyebutku sebagai setan bertampang manusia dan half demon, akan kuhabisi kau !”

“Ditambahi kata-katanya dong, ditambahi ‘ akan kuhabisi kalau bisa’ !” ejek Ronald.

“Kresek kresek”

“Oktave, Edward memanggil!” ujar Cera.

“Cepat angkat !” perintah Oktave.

“Halo..Cera kami sudah sampai di kastil, aku akan meletakkan kotak bersegel emas sedangkan Squall akan meletakkan tugu di hexagram.Dengan komandomu kami akan segera mengerjakan tugas masing-masing, jangan ditutup ya walkie-talkienya, o ya tugu itu bagian atasnya berelief apa….ganti? “, tanya Edward.

“O…bentar”, kata Cera singkat.

“Oktave, tugu itu bagian atasnya berelief apa ?” tanya Cera.

“Matahari !” jawab Oktave singkat.

“Matahari…ganti !” kata Cera.

“Trim’s ….ganti“, ujar Edward.

Vlad pun menyerang dengan berbagai serangan. Vlad hampir saja terkena gigitan Vlad, untung pada detik-detik terakhir Ronald berhasil menghindar.Serangan Vlad mengenai pohon dan pohon itu tumbang seketika.

Serangan kedua Vlad dilancarkan kuku tangannya yg sangat tajam, tapi itu tak berhasil juga, malah mengenai tembok kastil dan langsung hancur.

Serangan ketiga Vlad ditahan Ronald dengan pedang dan belatinya.Beberapa detik tangan Ronald bergetar karena menahan kekuatan Vlad yg sangat luar biasa.Ternyata serangan Vlad lebih kuat, belati Ronald jatuh, sedangkan pedangnya terlontar ke belakang kastil, ke hutan.Ronald bersiap mengejar.

“Sekarang !!!” teriak Oktave sangat keras di walkie-talkie sehingga Squall yg berada di lantai dua tidak perlu diberitahu Edward karena kerasnya suara Oktave.Teriakan Oktave juga mengakibatkan telinga Edward sangat sakit karena teriakan Oktave, tapi tak ada waktu untuk memeriksa telinga apakah baik-baik saja disebabkan tak ada waktu.

Pertama, Edward segera meletakkan kotak bersegel emas di atas pusat lantai terang-gelap, lalu Squall memasangkan bagian tugu dgn atas matahari di pusat hexagram.Selama beberapa detik tak terjadi apa-apa.Kotak bersegel yg tadinya masih terbuka menjadi tertutup, sisi atasnya yg tadinya datar kemudian berbentuk seperti pyramid.Dari bagian atas kotak bersegel itu tiba-tiba muncul cahaya.

Edward menengok ke belakang karena tidak tahan dengan silaunya cahaya tersebut.Cahaya itu yg tadinya hanya sebesar kotak bersegel emas, setelah melewati lantai dua..Hexagram itu ternyata dibuat untuk memperbesar cahaya.Sampai tugu cembung yg bagian atasnya bulan, cahaya terus membesar.Pada bagian tugu yg pada posisi atasnya berelief matahari di pusat hexagram mengeluarkan cahaya yg berkali-kali lebih terang dari pada cahaya yg lain.

Cahaya itu melewati atap dan terus menuju ke atas entah arahnya ke mana.Edward dan Squall kemudian berlari pergi ke Cerne dan sesekali melihat cahaya tersebut karena sudah tak terlalu silau.Cera dan Oktave yg juga melihat cahaya itu dari jauh dapat memprediksi arah cahaya itu adalah bulan, tapi mereka masih bingung kenapa cahaya itu menuju bulan sementara Ronald mencari pedang.Cahaya itu akhirnya sampai ke bulan.Tapi cahaya tersebut tidak bisa terus ke atas karena terhalang oleh bulan.

“Apakah maksudnya ini ? Apakah ini cara melemahkan Vlad ?” tanya Cera terheran-heran.

“Tidak…tidak ada cahaya yg menembus bulan, itulah cahaya harapan kita !” kata Oktave penuh keyakinan.

Yah, ada cahaya yg berhasil menembus bulan, itulah cahaya yg diciptakan di pusat hexagram.Cahaya itu menembus bulan, sedangkan Oktave dan Cera terus menunggu cahaya itu sementara Edward dan Oktave pergi ke Cerne dan Ronald mencari pedang.

Kira-kira cahaya itu terus mengarah ke atas, dan arahnya ke matahari.Cahaya itu menuju ke matahari dan ketika sampai matahari cahaya itu berhenti selama beberapa saat.Oktave, Cera, Edward dan Squall terus berharap dan cahaya terpantul dan berbalik, dapat diperkirakan arahnya tepat menuju Cerne.Mungkin kini seluruh dunia dapat melihatnya, karena setelah terpantul dari matahari, cahaya itu menjadi berkali-kali lebih besar, lebih silau yg mirip sekali bola api yg bergerak sungguh cepat, hanya lebih kecil beribu kali dari matahari.

Hanya Oktave, Cera, Squall dan Edward yg dapat berpikir itu bukanlah meteor bola api, ( Ronald terlalu sibuk mencari pedang, sehingga tak sadar bahwa cahaya tersebut tepat menuju Cerne )melainkan cahaya yg seterang bola api.

Hampir seluruh penduduk Rumania terbangun, dan mereka mengira hari sudah pagi karena sangat terang, padahal cahaya itu baru saja melewati atmosfir.Sedangkan Eropa dan benua lainnya mengira itu adalah komet.Para astronom terkejut bukan main karena mungkin ini terjadi satu millennium sekali.Seluruh satelit segera menyiarkan berita 24 jam mengenai itu.Kau dapat berandai-andai, bahwa cahaya itu akan segera topik hangat di berbagai belahan dunia yg bisa bertahan selama satu tahun.

Kasihan sekali penduduk Transylvania karena mereka perlu kaca mata untuk menutupi mata mereka dari silaunya cahaya yg bisa membuat mereka rabun.Kasihan pula, bagi orang-orang yg tidak bisa melihat cahaya tersebut, karena peristiwa ini adalah peristiwa seribu tahun sekali dan merupakan berita hot selama satu tahun.Oktave dan Cera perlu mengintip dari balik pohon dan menyipitkan mata untuk bisa melihatnya.Edward dan Squall telah sampai di Cerne tepat ketika Vlad mulai menutup mata.

“Baguslah, proses hampir selesai !” kata Oktave tenang.

“Tidak juga, lihat jika cahaya memantul dari cermin emas maka tidak akan menuju ke cermin perak !” kata Cera.

“Aduh, bagaimana ini ?” tanya Oktave mencari jalan keluar.

“Ed, kau kan memakai kaca mata, tolong panjat kastil dan ambil cermin itu !” perintah Oktave.

“Enak saja !” ujar Edward marah.

“Bagaimana jika aku yg memakai kaca mata dan mengambil cermin ?” usul Squall, “tentu dengan syarat kita tak akan pergi ke tempat menakutkan lagi !”

“Kalau kau pakai, kau pasti menjadi minus, tahu!” teriak Cera, Edward dan Oktave marah.

“Baiklah, tak ada jalan lain, aku yg akan mengambil cermin itu !” kata Edward.

Edward kemudian berusaha memanjat kastil sementara cahaya tersebut sudah sedemikian dekat dengan cermin emas yg akan segera memantulkan cahaya ke cermin emas.Sedikit lagi Edward mencapai atap kastil.Edward akhirnya sampai ke atap kastil, hanya tinggal mengambil cermin.

“Tidak sempat…tidak ada waktu lagi !“ kata Edward.

“T i d a k !” teriak Edward.

****

12

Petualangan Berikutnya

Karena terlalu tegang, Edward malah menyenggol cermin perak dan jatuh, sementara cahaya itu sudah memantul dari cermin emas.Cera, Oktave dan Squall terdiam karena tidak bisa melihat apa-apa.Edward pun segera turun dari atap kastil.Karena rerumputan di sekitar kastil itu lunak, cermin itu tidak pecah dan menghadap tepat ke Vlad dan cermin emas.

Tepat ketika cermin perak itu sampai ke rerumputan, cahaya itu sampai ke cermin perak dan memantul.Pantulan tepat mengenai Vlad, dan dia tak bisa melihat dan bergerak selama beberapa saat.

“Kesempatan bagus, cahaya sudah hilang !” ujar Oktave hamper bersamaan dengan Squall.

“Ronald…di mana kau ?” tanya Oktave, Cera, Edward dan Squall.

“Aku di hutan ! Ada apa ?” tanya Ronald.

“Vlad sekarang sudah tak bisa bergerak, cepat tikam jantungnya! Menurut buku kuno dia akan lemah selama 10 detik ! Ini kesempatan, serang dengan pedang !” jelas Oktave. <>

“Itu dia masalahnya pedang itu hilang !” kata Ronald.

“Bukankah ada belati !” kata Cera dan Edward. <>

“Belati yg kecil tak akan bisa menikam jantungnya !” jawab Ronald.

“Kalau begitu bantu aku !” perintah Ronald. <>

“Kami kan tak tahu kamu ada di hutan bagian mana, hutan tak kita kenal, bisa-bisa tersesat ! 6 detik lagi !” teriak Cera, Oktave, Edward dan Squall. <>

“Ya..ya aku tahu !” teriak Ronald.

Tinggal beberapa detik tersisa, bagi orang seperti kamu mungkin tak bisa memecahkan masalah ini. <>

“ Cepat, tunjukkan dirimu pedang !” teriak Ronald sambil menepukkan tangannya ke tanah <>.Pada jam Ronald yg bisa bercahaya terlihat bayangan pedang <>.Ronald segera mencari di bagian kiri atasnya dan ketemu. < style="mso-spacerun:yes"> detik >

Ronald tahu tak ada waktu lagi, dia pun segera berlari dan melempar pedang dengan sangat kuat <>.Dan lemparan pedang Ronald tepat mengenai jantung Vlad, <> tapi tak ada yg terjadi pada Vlad, dia terus diam dengan pedang di jantungnya.

Tiba-tiba Vlad menghilang menjadi serpihan debu, sedangkan pedang itu jatuh, tak ada noda satupun di badan pedang.Kastil itu hilang, seluruh rumah di Cerne tiba-tiba ada.Sepertinya sejarah tidak jadi terulang, semua kembali seperti semula, indah desa yg hidup dan tak menakutkan walau sudah tengah malam, bulan menjadi purnama secara sempurna.

Mereka segera pergi mencari penginapan untuk menginap di Cerne, karena tak mungkin ada motel di tempat itu.

“Ngomong-ngomong hebat juga lemparanmu Ron !” puji Edward.

“Kau tidak pernah lihat ya !” ledek Ronald.

“Tapi kau juga hebat dapat meletakkan cermin tepat pada waktunya !” puji Cera, Oktave dan Squall.

“Er_sebenarnya itu tadi adalah ketidaksengajaan “, ungkap Edward.

“Nasib kita beruntung sekali !” kata Ronald dkk.

Mereka pun segera pergi ke penginapan terdekat dan langsung pesan kamar.Karena tidur terlalu malam, Ronald dkk. bangun jam 07.00.Mereka langsung menyiapkan ransel mereka dan barang-barang lainnya.Tanpa basa-basi mereka langsung pergi ke Brasov naik mikrobus.Dan selanjutnya naik bus ke Bukares lalu naik taksi ke bandara di Bukares.

“Ingat ya, 6 bulan lagi !Petualangan kita berikutnya … di Prancis !” teriak Ronald.

“OK” kata Edward dkk.

Mereka pun pulang ke Inggris dan di Inggris mereka pun pulang ke kota masing-masing.Biasanya mereka menikmati liburan di negara yg mereka datangi, tapi kali ini mereka tidak menikmati liburan di Bukares karena terlalu lama dari jadwal dan hampir masuk sekolah.

****




Tidak ada komentar:

Agenda Godzilla

Belajar....

Belajar....!

Belajar...!!