Lagi-lagi cerpen dari Rizqi Eka Maulana. Cerita ini merupakan sekuel (halah) dari Maling. Kisahnya lebih kompleks, lebih rumit dan lebih menghebohkan (totally lebay). Jadi kalau mau enak baca yang ini, lebih baik kalian baca dulu yang Maling. Biar lebih nyambung, gitu...Ceritanya belum selesai sih, tapi baca aja... Siapa tau kalian tertaik…
Sudah bukan cuma warga
Gosip – gosip yang beredar di
Salah satu berita yang ikut berpartisipasi untuk menutupi gosip maling itu adalah berita akan diadakannya pemilihan Ketua OSIS dalam waktu dekat ini.
“Wei Zak, kamu bakalan milih siape ?? Siape ???” tanya Raka penasaran.
“…………..”
Raka sadar, Zaky sekarang tengah memandangi objek favoritnya, the goddess of science five, Olivia yang luar luar biasa amboy cakepnya ( halah ). Sudah bukan rahasia umum sekolah lagi bahwa Zaky cinta mampus sama Olivia. Meskipun ada badai menghadang, tsunami menyerang, gempa bumi datang dan Pak Jimi makin garang, Zaky tak akan pernah menyerah berusaha mendapatkan kasih Olivia. Raka pun salut padanya ( pada Zaky, bukan Olivia ). Tetapi, tetap saja, seharusnya Zaky mengerti bahwa anak ter-o’on sekelas dan memiliki rapot kebakaran tak akan mungkin memiliki Olivia.
“……………….”
“Zak, eling, eling……..” ucap Raka pelan nan lembut.
“Hah, Ka. Da apa ? tanya Zaky kaget.
“Baru aja pelajaran fisika, kok udah ngelamunin dia lagi ??” tanya Raka heran.
Sekedar informasi, hari itu adalah hari Rabu. Raka dan Zaky sedang berbincang – berbincang setelah Pelajaran Fisika yang diajar oleh Pak Ian dan kini sedang menunggu Pak Andri dengan Pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti biasa, Raka duduk di meja ketiga dari depan, barisan pojok paling kanan. Tapi kali ini dia tidak duduk sebangku dengan Zaky.
“Yah, gimana ya ? Rasanya sulit banget kalo gak ngeliatin dia.”
“Dasar, kamu
“Ampe kiamat juga gak bakalan kapok.”
“Kalo gitu kok, aku gak pernah denger rencana penembakan lagi dari mulutmu ?”
“SALAH. Kuberi satu rahasia ya….Aku sekarang sedang menyiapkan rencana penembakan berskala super besar yang pasti bakal mengguncang seisi dunia !!” kata Zaky pelan – pelan agar tak ada yang mendengarnya.
“Kamu sebenarnya mau bikin rencana nembak Olivia atau rencana ngebom negara, sih ?”
“Ngebom Olivi–eh, salah. Aku mau nembak Olivia.”
“Kamu 100% serius ?”
“Bukan cuma serius. Aku 200% serius. Kalo perlu dua rius !!” ucap Zaky yakin.
“Mangnya ada bedanya apa ??” tanya Raka keheranan.
“Jelas beda dong…. Dua rius itu berarti-“ ucapan Zaky dipotong oleh Raka
“Ok..ok… Beda” Raka mengiyakan. Dia tahu bahwa tidak ada gunanya menyangkal perkataan orang seperti Zaky, karena jelas akan berbuntut panjang. Zaky pasti akan ngeyel setengah mati untuk mempertahankan quote bodohnya.
“Aku pasti akan ndapetin dia kali ini. PASTI ! PASTIIIII!!” teriak Zaky sambil menggoncangkan bahu Raka.
“Good. I like
“Bukan cuma boleh. Kamu harus ikut.”
“Yeah. Kupanggil Hansum dulu ya. Sum, sum sini.
Seorang cowok bertampang buku bertinggi tiga kali roti buaya mendekat (kalo gak tau berapa panjang roti buaya, silakan kunjungi toko bakery terdekat ).
“Apa, Ka ? Apa yang penting ?” tanya Hansum.
“Gini, duduk sini dulu. Zak mau cerita sesuatu.”
“Sum, aku mau bikin rencana super penembakan Olivia !!”
“Terus……apa hubungannya denganku ??” tanya Hansum tidak peduli.
“Ni rencana gak bakalan gagal. AKU YAKIN. Kalo dulu aku pedekate-in dia pake trik – trik murahan, seperti ngebacain puisi yang kutiru dari majalah atau ngirimin sms yang kudapet dari REG CINTA. Yang sekarang gak bakalan terulang lagi. Bahkan, rencananya aku bakalan ngelibatin PPW dalam penembakan ini !!! Aku butuh kalian agar bisa ngebuat rencanaku jadi kenyataan. Gimana ?”
“Kayanya keren.”
“Untuk orang sepertimu, rencana ini sudah tergolong sangat bagus. I join you.” Hansum setuju.
*Sekedar informasi, PPW adalah Partai Penggila Wanita. Didirikan satu tahun yang lalu, partai yang didirikan di IA
“Untuk rencana pertama a–“ Ucapan penuh semangat Zaky terpotong oleh kedatangan Pak Andri yang mendadak tanpa diduga sebelumnya ( ya iyalah, masa’ mendadak diduga – duga dulu ).
Raka dan Hansum ngibrit ke kursi mereka masing – masing. Sedangkan murid – murid yang lain : bagi murid – murid cowok yang sedang main catur, mereka langsung menyembunyikan papan catur sakral mereka dari kejaran mata Pak Andri, bagi murid – murid cewek yang lagi berhape-ria, bermusik-ribut, bergosip-panas dalam hitungan sekon langsung menaruh hp, buku, laptop dan properti gosip mereka ke laci.
Dapat dimaklumi, Pak Andri yang merupakan salah satu oknum kesiswaan yang sangat anti dengan apa yang dinamakan “barang – barang yang menganggu KBM di sekolah”. Dia juga dengan anti dengan apa yang disebut “hal-hal yang melanggar tata – tertib sekolah”. Melakukan tindakan di luar TTS ( Tata Tertib Sekolah ) di depan mukanya merupakan suatu perbuatan bodoh. Totally stupid…..
Pak Andri berbadan gemuk, nyaris tanpa leher. Cara bicaranya sangat pelan, tapi sangat mengejutkan.
“Selamat siang anak – anak. Bagaimana kabar kalian hari ini ?” Pak Andri menaruh tasnya di atas meja dan menyapa murid – murid dengan nada yang sangat tak biasa, terdengar sangat ceria.
“Pagi paaaaaaaaak. Baik paaaaaaaaak” Mendengar salam yang seganjil ini, murid-murid seperti Raka dan Zaky, hal ini seperti ini bukannya terdengar menyenangkan, tapi justru mencurigakan. Mereka menduga ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang buruk di balik salam manis Pak Andri, semisal ulangan dadakan. Semenit kemudian, setelah Pak Andri mengambil modul pembelajaran dari tas besarnya, dia berkata
“Basuki, tolong kumpulkan tugas daftar pustaka yang saya suruh minggu lalu.”
Bagaikan tersambar petir, terjadi kekacauan massal dan huru - hara mendadak di kelas. Karena dia sudah menduga sebelumnya, bahwa ada cabe di dalam tahu, Raka tidak kaget, dia hanya pingsan….(bo’ong deng)
“Jaman kapan kita dikasih tu tugas ? Perasaan belum ada tugas macam gituan…” bisik Zaky panik pada Raka.
“He’em. Gak ada. Terakhir kita dikasih tugas
Sebagai Ketua Kelas XI IA 5 yang bertanggung jawab dan mengerti kalau hal ini diteruskan murid – murid akan mengalami asma dan ayan mendadak, Basuki langsung berdiri dengan gagahnya dan menghampiri Pak Andri yang duduk di kursi. Basuki, dengan intonasi layaknya seorang pemimpin yang sedang bernegosiasi dengn musuhnya agar mengasihani anak buahnya, mengatakan hal yang sebenarnya mengenai tugas tersebut pada Pak Andri sampai Pak Andri mengerti.
“Oooo…..Jadi kalian belum diberi tugas daftar pustaka, ya ?” tanya Pak Andri dengan wajah lempeng (baca:innocent)
Dengan aransemen kompak nan serasi, murid – murid menjawab, “BELUUUM !”
“Ooooo….Ya sudah, tugas artikelnya untuk minggu depan saja. Kalau begitu sekarang kita pergi ke perpustakaan untuk mencari tema artikel !” perintah Pak Andri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar